Page 23 - Kisah perjalanan SUPARDI 2901-1-123
P. 23
Oleh karena itu, aku terpikir untuk meneruskan pesan itu dan
ditulis di sini. Beberapa hal yang masih aku ingat, untuk diketahui,
syukur-syukur bisa dimengerti, dipahami, dan bisa menjadi
heritage sehingga kalian bisa mengambil hikmahnya dan
meneruskan kepada generasi selanjutnya.
Aku rangkum pesan itu dalam 5 hal, yaitu tentang hubungan
manusia dengan Allah, tentang budi pekerti dan etos kerja,
tentang etika, tentang jati diri, serta tentang adat dan budaya.
1, Tentang hubungan dengan Allah
Orang Jawa sangat meyakini bahwa pencipta dan penguasa alam
ini adalah Gusti Allah, dan kewajiban manusia adalah tunduk,
patuh, taat, dan berbakti kepada-Nya. Salah satu kewajiban yang
paling utama adalah berdoa, memohon semua kepada-Nya.
Dalam ajaran Islam, doa yang paling utama itu diimplementasikan
dalam sholat. Orang Jawa dulu belum mengenal Islam dengan
baik, belum mengenal sholat, maka Sunan Kalijogo mengajarkan
doa itu secara formal melalui kidung.
Berikut contoh doa yang baik, yang diajarkan oleh Sunan Kalijogo,
berupa “doa tolak bala” sebagai benteng menjaga diri terhadap
berbagai mara bahaya dan malapetaka serta perbuatan jahat
manusia dan jin.
Di bawah ini liriknya,
Ono kidung rumekso ing wengi.
Teguh hayu luputo ing loro.
Luputo bilahi kabeh.
Jim setan datan purun.
Paneluhan tan ono wani.
Miwah panggawe olo.
Gunane wong luput.
Geni atemahan tirto.
Maling adoh tan ono ngarahing mami.
Guno duduk pan sirno.
(Dhandhang Gulo)