Page 95 - Kisah perjalanan SUPARDI 2901-1-123
P. 95

Aku menunjukkan diri bahwa aku kuat. Akhirnya beliau maklum
               dan merestui pilihanku untuk terus belajar dan berlatih di AMN.

               Setelah satu minggu cuti di desa, aku melanjutkan sisa cutiku di
               Yogyakarta,  mengunjungi,  dan  menginap  di  rumah  paman.  Aku
               bertemu teman sepermainan  di kampung Ledok Tukangan serta
               teman-teman sekolah. Ternyata, beberapa teman yang dulu aktif
               sebagai anggauta PR telah diamankan. Istilahnya diciduk. Adapun,
               untuk  bertemu  teman  sekolah  yang  rumahnya  jauh,  aku  malas
               karena tidak ada kendaraan. Taruna hanya boleh naik mobil atau
               motor. Naik becak diperbolehkan apabila hari hujan, sedang sakit,
               atau mendampingi orang tua. Waktu itu di Yogyakarta belum ada
               angkot atau bus kota. Mau naik taksi tentu keberatan karena uang
               saku  Taruna  sangat  terbatas.  Jadi,  pada  dasarnya  Taruna  hanya
               boleh berjalan kaki atau naik kendaraan bermotor.
               Tidak  ada  sanak  familiku  yang  memiliki  motor    apalagi  mobil
               sehingga  aku  tidak  bisa  mengendarai  motor,  bahkan  memegang
               pun belum pernah. Aku baru belajar mengendarai motor setelah
               menjadi Sermatar atas budi baik teman yang sering aku kunjungi
               apabila pesiar ke Yogyakarta.



               Gambar no 06. Gambar2 setelah menjadi Koptar.
                                      Serta beberapa kegiatan taruna.

               Selesai cuti aku kembali ke kampus dengan semangat baru. Sejak
               saat  itu,  tidak  ada  pikiran  lagi  untuk  menjadi  IR.  Aku  sudah
               mantap  dan  siap  untuk  meniti  karier  di  bidang  kemiliteran.
               Apalagi    pendidikan  di  AMN  bukanlah  pendidikan  militer  yang
               ecek-ecek, tetapi pendidikan untuk menyiapkan pimpinan militer,
               bahkan pimpinan nasional masa depan. Orang tua sudah merestui.
               Aku  bertekad  untuk  dapat  menyelesaikan  tugas  pendidikan
               dengan baik.

               Setelah  menjalani  masa-masa  pendadaran  dan  latihan  dasar
               kemiliteran  di  Chandradimuka  ini,  aku  memperoleh  pelajaran,
   90   91   92   93   94   95   96   97   98   99   100