Page 99 - Kisah perjalanan SUPARDI 2901-1-123
P. 99
“Argahantu” dan Koperasi Taruna. Aku tidak memiliki bakat
maupun hobi sehingga aku memilih yang sederhana saja, atletik
untuk bidang olahraga, dan memilih ikut drumban untuk bidang
kesenian. Ternyata untuk menjadi anggauta drumban pun harus
melalui seleksi. Aku terpilih menjadi peniup suling sesuai dengan
kebiasaanku dulu sewaktu menggembala kerbau di desa.
Sementara itu, pada pertengahan bulan Agustus 1966, datang
calon Taruna baru. Kali ini bukan lagi Catar AMN, tetapi Catar
AKABRI (Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia),
sebagai realisasi integrasi ditubuh TNI dan Polri.
Aku adalah Taruna AMN terakhir. Setelah integrasi, AMN
berubah nama menjadi AKABRI bag Darat dan pada tahun 1984-
an berubah nama lagi menjadi AKMIL. Demikian juga untuk AAL,
AAU, dan AAK.
Tentang integrasi, ceritanya begini.
Setelah peristiwa G 30 S / PKI atas perintah Presiden, organisasi
AD, AL, AU, dan Polri yang semula berdiri sendiri digabung di
bawah satu atap menjadi ABRI langsung dibawah kendali Presiden
yang juga sebagai Panglima Tertinggi. Hal tersebut dilakukan agar
tidak terjadi persaingan yang tidak sehat, seperti sebelum terjadi
peristiwa.
Dengan tujuan visi dan misi ABRI tercapai, para kader
perwiranya, yaitu Taruna AMN, AAL, AAU dan AAK sejak dini
perlu dilakukan integrasi untuk saling mengenal, saling
berinteraksi, saling bekerja sama bahu membahu dalam
menghadapi tugas dengan diberikan bekal dasar dan pemahaman
yang sama. Hal tersebut dilakukan minimal selama masa basis dan
menjelang pelantikan menjadi Perwira.
Mengingat akomodasi tempat dan kemampuan personil, maka
untuk menyelenggarakan kegiatan Chandradimuka bagi Catar
AKABRI dilakukan di kampus AMN. Hal tersebut berlanjut hingga
sekarang. Adapun, untuk kagiatan Taruna Wreda disebut
SITARDA (integraSI TARuna wreDA). Kegiatan Taruna Wreda

