Page 24 - Draft Revisi BUKU TJ Reviu Bu Ning PR Ok_Kirim Pak Unan_18 Des 2024
P. 24

Peraturan Presiden dibentuk untuk menyelenggarakan pengaturan lebih lanjut

                     perintah undang-undang atau peraturan pemerintah secara tegas maupun tidak
                                                              22
                     tegas diperintahkan pembentukannya.

                     Peraturan  presiden  untuk  menjalankan  undang-undang  adalah  “sepanjang

                     diperlukan” dan tidak menyimpang dari materi yang diatur dalam undang-undang

                     yang  bersangkutan.  Dengan  demikian  terdapat  “kewenangan  yang  bersifat
                     diskresi”  (discretionaire  bevoegdheid)  Presiden  untuk  menetapkan  peraturan

                     pemerintah,  asalkan  regulasi  itu  memang  diperlukan  oleh  Presiden  sebagai
                     dasar  hukum  untuk  melaksanakan  tugas  umum  pemerintahan,  yang

                     berdasarkan  Undang-Undang  Dasar  Negara  Republik  Indonesia  Tahun  1945

                     Presiden memegang “kekuasaan pemerintahan”.


                     Yang dimaksud dengan, baik secara tegas maupun tidak tegas diperintahkan
                     pembentukannya  berarti  bahwa  pendelegasian  pengaturan  lebih  lanjut  dari

                     pasal atau ayat undang-undang atau peraturan pemerintah boleh dinyatakan,
                     baik secara tegas maupun tidak tegas (tersirat), sehingga terbuka kewenangan

                     diskresi  (discretionaire  bevoegdheid)  Presiden  untuk  menafsirkan  “delegasi

                     yang tidak tegas itu”.
                                           23


                     Dengan demikian, seharusnya titik berat pendelegasian pengaturan lebih lanjut
                     dari  undang-undang  atau  peraturan  pemerintah  adalah  dengan  peraturan

                     presiden, bukan secara langsung mendelegasikan kepada peraturan lembaga di
                     bawah  Presiden  seperti  menteri/lembaga  pemerintah  nonkementerian.

                     pendelegasian yang cenderung kepada peraturan menteri/lembaga pemerintah

                     nonkementerian menyebabkan kontrol (pengawasan) Presiden terhadap produk
                     legislasi menjadi terbatas. Hal ini menjadi salah satu penyebab meningkatnya

                     jumlah  peraturan  peraturan  perundang-undangan  secara  signifikan,  sehingga

                     menimbulkan masalah obesitas peraturan perundang-undangan.







               22  Ibid.
               23
                  Suprapto, Maria Farida Indrati, 2007, Opcit, hlm....
                                                                                                       24
   19   20   21   22   23   24   25   26   27   28   29