Page 50 - SEMANTIK
P. 50
atau binatang. Pembandingnya adalah punggung binatang
atau manusia. Persamaannya adalah bentuk bagian bukit
itu dengan punggung manusia atau binatang. Akhirnya, dalam
kaki meja pebandingnya adalah bagian bawah meja yang
bentuknya menyerupai kaki dan fungsinya sebagai penumpu.
Pembandingnya adalah kaki manusia atau binatang, dan
persamaannya adalah letaknya di bawah, bentuk yang
menyerupai kaki, dan fungsinya sebagai tumpuan berdiri.
Bila kata-kata nonfiguratif dengan referennya secara
langsung (konjungtif), metafora berhubungan dengan
referennya secara tidak langsung (disjungtif) sehubungan
dengan ini Wahab mendefinisikan metafora sebagai ungkapan
kebahasaan yang maknanya tidak dapat dijangkau secara
langsung dari lambang kiasnya karena makna yang dimaksud
terdapat pada prediksi ungkapan kebahasaan itu. Dengan
demikian, metafora adalah pemahaman dan pengalaman
akan sejenis hal yang dimaksudkan untuk perihal yang lain.
Apabila pengalaman itu bersangkutan dengan perpindahan
cerapan indra, akan terbentuklah metafora sinestetik
(synestetic methapor) atau sinestesia. Di dalam sinestesia,
cerapan indra yang lebih kongkret yakni cerapan indra
perasa, seperti manis, enak, pahit, getir, dsb. dan cerapan
indra penciuman, seperti busuk dan harum, serta peraba,
seperti halus, lembut, kasar, dsb. Sering juga dipindahkan
untuk melukiskan kesan yang dialami oleh pengalaman indra
yang lebih abstrak, seperti pendengaran dan penglihatan.
Untuk jelasnya, perhatikan metafora sinestetik pada kalimat
(31) s.d (35) berikut ini:
31) Suara penyanyi itu memang enak.
32) Baju dan sepatunya tampak manis dan serasi.
I Dewa Putu Wijana 39
Muhammad Rohmadi