Page 72 - SEMANTIK
P. 72

BAB


                                        IV





                                 KETAKSAAN









             A.  Pengantar

                   Seperti  telah  diuraikan  sekilas  dalam  bab  3,  bahwa
             kata-  kata  yang  berpolisemi,  seperti  beruang ,  mengukur,

             mengarang, dsb. di dalam bahasa Indonesia memiliki lebih
             dari satu makna. Dengan kata lain, kata-kata tersebut di atas
             memiliki makna ganda.  Masalah  atau  ihwal  yang  berkaitan
             dengan    makna  ganda  ini,  di  dalam  ilmu  bahasa  disebut
             ketaksaan (ambiguity). Kata sifat yang berkaitan dengannya
             disebut  taksa  (ambiguous).  Dalam  hubungan  ini,  perlu
             pula  diketahui  bahwa  di  dalam  bahasa  ada  berbagai  jenis
             ketaksaan, dan ada berbagai alasan mengapa suatu bentuk
             kebahasaan itu bersifat taksa. Masalah ketaksaan inilah yang
             akan diuraikan dalam bab  IV ini. Demi kemudahan, secara
             sederhana  ketaksaan  di  dalam  bahasa  dapat  dibedakan
             menjadi dua  jenis,  yakni ketaksaan  leksikal dan  ketaksaan


                                                         I Dewa Putu Wijana  61
                                                        Muhammad Rohmadi
   67   68   69   70   71   72   73   74   75   76   77