Page 39 - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Compile 18 Januari 2019
P. 39

Atas                                                                                                        Sekolah Taman
 Ki Hadjar Dewantara                                                                                         Siswa yang pertama,
 dan Nyi Hajar                                                                                               mulanya diadakan
 Dewantara bersama                                                                                           di rumah Ki Hadjar
 anak-anak didiknya                                                                                          Dewantara
 pada peringatan                                                                                             (Sumber: Biro
 tujuh bulan                                                                                                 Umum, Sekretariat
 berdirinya Perguruan                                                                                        Jenderal,
 Taman Siswa 11                                                                                              Kementerian
 Januari 1923                                                                                                Pendidikan dan
 (Sumber:                                                                                                    Kebudayaan)
 Perpustakaan
 Nasional Republik
 Indonesia)

 Tengah
 Ki Hadjar
 Dewantara bersama
 siswa Taman Guru
 dari Perguruan
 Taman Siswa.
 Gambar tersebut
 diambil pada tanggal
 6 Juli 1935 di depan
 sekolah Taman Guru
 (Sumber: Biro
 Umum, Sekretariat
 Jenderal,
 Kementerian
 Pendidikan dan   dalam hidup sehingga  mencapai kematangan pribadi. Pada  waktu masih belajar di Negeri Belanda
 Kebudayaan)
               Suryo Pranoto terkenal sebagai tokoh yang sangat simpatik dan pandai bergaul dengan orang-orang
 Bawah         muda ataupun orang tua. Ia seorang pemuda yang selalu gembira dan disebut oleh kawan-kawannya
 Ki Hadjar Dewantara   “lebah yang selalu menyanyi”. Keluarga Soewardi sangat senang apabila ia tiba-tiba muncul di rumah
 bersama para Siswa
 Taman Indria di   mereka pada malam-malam yang dingin. Kedatangannya selalui disertai kebiasaan bersenandung lagu-
 depan Pendapa   lagu Jawa. 27
 Agung Taman Siswa
 (Sumber: Biro   Soewardi sangat bangga terhadap pangeran tersebut, seorang yang meninggalkan kehidupan mewah,
 Umum, Sekretariat
 Jenderal,     bekerja sebagai pembantu juru tulis yang pada waktu itu disebut dengan istilah magang, kemudian
 Kementerian
 Pendidikan dan   menjadi mantri di kabupaten, dan sebagian pendapatannya ditabung untuk membiayai berbagai kursus
 Kebudayaan)   guna  menambah  pengetahuan.  Karena  mempunyai  kepandaian  yang  cukup  dalam  Bahasa  Belanda
               dan Bahasa Jawa, Suryo Pranoto diangkat menjadi penerjemah di Surakarta, dan kemudian pergi ke
               Negeri Belanda untuk memperdalam pengetahuan mengenai bahasa-bahasa di Nusantara dan bahasa
               Belanda. Selama berada di negeri dingin itu Suryo Pranoto tetap mengikuti kejadian-kejadian di tanah
               air. Perhatiannya terhadap pergerakan Jawa Muda sangat besar. Oleh sebab itu ketika kembali ke tanah
               air Suryo Pranoto mendapat penghargaan dari bangsanya, diangkat menjadi ketua Boedi Oetomo.
               Hubungan  erat  Soewardi dengan  Suryo  Pranoto  berlanjut  hingga  Soewardi Soerjaningrat  dikenal
               dengan nama Ki Hadjar Dewantara. KGPAA Mangkunegara VII itu memberi perhatian dan bantuan
               yang besar bagi lembaga Taman Siswa yang didirikan Soewardi, di antaranya meminjamkan gedung milik
               Mangkunegaran untuk Taman Siswa Cabang Sala. KGPAA Mangkunegara VII juga memberi bantuan
               berupa uang untuk membangun penginapan di komplek Pendapa Agung Yogyakarta bagi tamu putri
               dari India yang belajar tari serimpi di Taman Siswa.

               Di Belanda Soewardi dan kawan-kawannya bergabung dalam Indonesia Vereeniging ‘Perhimpunan
               Indonesia’. Soewardi aktif menulis di De Indier (majalah Het Indonesische Verbond van Studerenden)
               dan Hindia Poetera (majalah Perhimpunan Indonesia).  Selain itu Soewardi juga mendapat kesempatan
                                                              28
               menimba ilmu selama di pengasingan. Sementara itu pada tahun 1914 dr. Cipto Mangoenkoesoemo
               diizinkan pulang kembali ke Hindia Belanda karena menderita sakit. Pada tahun 1916 Soewardi berhasil
               mendapat  ijazah  guru  Eropa  dalam  bidang  paedagogie.   Atas  anjuran  perkumpulan  “Algemeen
                                                                   29
               Nederlandsch Verbond”, “Oost en West”, dan “Sociaal Democraties Arbeiders Party” Soewardi


               27    Ibid., hlm. 59-60.
               28    Dr. B. Setiawan, dkk., Ensiklopedi Nasional Indonesia Jilid 8, Jakarta: PT Delta Pamungkas, 2004, 330.
               29    Ibid.




 26  MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 1945-2018  MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 1945-2018  27
   34   35   36   37   38   39   40   41   42   43   44