Page 47 - E-Modul Pelabuhan Udara (Aktualisasi-Dinda Sekar Selni Prawardani, S.T.,M.T)
P. 47
Contoh analisis data angin untuk menentukan arah landasan pacu. Diberikan tabel Data Contoh
Arah Dan Kecepatan Angin, sebagai berikut:
Tabel 4.3. Data Contoh Arah dan Kecepatan Angin.
Contoh 1:
Pesawat kritis adalah Boeing B747-400 dengan ARFL = 2890 m.
Dari Tabel “perencanaan arah landasan pacu, ICAO AC 9157 (2020)”, diperoleh bahwa crosswind
yang diizinkan untuk ARFL Boeing B747-400 = 2890 m adalah 20 knot. Total jumlah data angin
dengan kecepatan di bawah 20 knot dari Tabel diatas diperoleh sebesar 34% + 24% + 19,8% +
20% = 97,8%. Angka ini sudah memenuhi persyaratan bahwa usability landasan pacu
berdasarkan arah dan kecepatan angin harus sama atau lebih dari 95%. Dengan demikian arah
landasan pacu dapat dipilih ke arah mana saja disesuaikan dengan persyaratan lain seperti kondisi
dan aktivitas lingkungan serta ketersediaan tanah. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa untuk
pesawat kritis Boeing B747-400 dengan ARFL = 2890 m dan data angin seperti tabel diatas tidak
terdapat masalah dalam menentukan arah landasan pacu jika berdasarkan crosswind yang
diizinkan.
Contoh 2:
Pesawat kritis adalah Convair 240 dengan ARFL = 1301 m.
Dari Tabel diatas, diperoleh bahwa crosswind yang diizinkan = 13 knot.
Total jumlah data angin dengan kecepatan di bawah 13 knot dari Tabel tersebut diperoleh sebesar
34%+24%+20% = 78%, kurang dari 95%. Dengan demikian arah landasan pacu perlu
ditentukan menggunakan windrose sehingga diperoleh arah landasan pacu dengan usability
menjadi 95% atau lebih. Dari Tabel 4.3 tersebut dapat dilihat bahwa arah angin dominan adalah
disekitar Barat Daya dan Timur Laut.
Halaman43