Page 43 - E-Modul Pelabuhan Udara (Aktualisasi-Dinda Sekar Selni Prawardani, S.T.,M.T)
P. 43

4.3. Penentuan Arah Landas Pacu.


               Arah landasan pacu itu sangat penting. Kita harus memilih arah yang tepat agar pesawat bisa
               terbang dengan mudah dan aman. Arah landasan pacu yang baik adalah arah yang membuat
               pesawat  bisa  cepat  mendapatkan  gaya  angkat  dan  tidak  mudah  terdorong  oleh  angin  yang
               bertiup dari samping. Maka, untuk menentukan arah landasan pacu, kita harus melihat dulu arah
               anginnya.  Kita  perlu  menganalisis  data  tentang arah  dan  kecepatan  angin  di  sekitar  bandara.
               Setelah itu, kita bisa menentukan arah landasan pacu yang paling sesuai.
               Kecepatan angin biasanya diukur dalam satuan knot.   1 knot = 1,154 mil/jam = 1,856 km/jam

                    Angin  memiliki  pengaruh  yang  signifikan  terhadap  penerbangan.  Berdasarkan  arahnya
               terhadap pesawat yang sedang bergerak, angin dapat dibedakan menjadi tiga jenis:
                    1. Angin Buritan (Tail Wind): Angin buritan adalah angin yang berhembus searah dengan
                       arah gerak pesawat. Kondisi ini menyebabkan pesawat seolah-olah sedang didorong dari
                       belakang.  Akibatnya,  kecepatan  relatif  pesawat  terhadap  udara  menjadi  lebih  lambat.
                       Agar  dapat  mencapai  kecepatan  lepas  landas,  pesawat  membutuhkan  jarak  tempuh
                       yang  lebih  panjang  di  atas  landasan  pacu.  Atau  dengan  kata  lain,  panjang  landasan
                       pacu  yang  dibutuhkan  harus  lebih  panjang  untuk  menghasilkan  gaya  angkat  yang
                       cukup.
                    2. Angin  Haluan  (Head  Wind):  Berbeda  dengan  angin  buritan,  angin  haluan  berhembus
                       berlawanan  arah  dengan  gerak  pesawat.  Angin  jenis  ini  memberikan  perlawanan
                       terhadap gerakan pesawat, sehingga kecepatan relatif pesawat terhadap udara menjadi
                       lebih  cepat.  Akibatnya,  pesawat  lebih  mudah  mencapai  kecepatan  lepas  landas  dan
                       membutuhkan jarak tempuh yang lebih pendek di atas landasan pacu.
                    3. Angin Samping (Crosswind): Angin samping adalah angin yang berhembus tegak lurus
                       terhadap arah gerak pesawat. Angin jenis ini dapat menyebabkan pesawat terdorong ke
                       samping dan keluar dari jalur landasan pacu, terutama saat lepas landas atau mendarat.
                       Oleh  karena  itu,  keberadaan  angin  samping  yang  terlalu  kuat  sangat  berbahaya  bagi
                       penerbangan.  Untuk  alasan  keselamatan,  setiap  bandara  memiliki  batasan  maksimum
                       kecepatan  angin  samping  yang  diperbolehkan  saat  pesawat  akan  lepas  landas  atau
                       mendarat. Batasan ini dikenal sebagai "crosswind yang diizinkan".
               Angin dalam Penerbangan:
               Dalam kondisi sebenarnya, angin jarang sekali bertiup secara sempurna searah atau berlawanan
               dengan  arah  gerak  pesawat.  Biasanya,  angin  bertiup  dengan  arah  yang  membentuk  sudut
               tertentu terhadap arah gerak pesawat. Angin yang bertiup seperti ini memiliki dua komponen
               utama:
                    •  Komponen Crosswind: Bagian dari angin yang bertiup tegak lurus terhadap arah gerak
                       pesawat. Komponen ini dapat menyebabkan pesawat terdorong ke samping.
                    •  Komponen  Headwind  atau  Tailwind:  Bagian  dari  angin  yang  bertiup  searah  atau
                       berlawanan dengan arah gerak pesawat. Komponen ini akan mempengaruhi kecepatan
                       relatif pesawat terhadap udara, sama seperti penjelasan pada poin 1 dan 2 di atas.




                                                                                                 Halaman39
   38   39   40   41   42   43   44   45   46   47   48