Page 222 - Dr. Abdul Rasyid Ridho, M.A
P. 222
(fa>hisyah) dan lainnya.
b. Antara lafaz} inza>l dengan tanzi>l
adapun proses inza>l dan tanzi>l di luar
pewahyuan Al-Qur’an, maka Syahru>r
memberikan tafsiran terhadap kisah turunnya al
manna wa as salwa (madu dan burung puyuh)
tidak berdasarkan riwayat, seperti at-Thabari
dalam tafsirnya menjelaskan dengan riwayat,
bahwa memang madu dan burung tersebut benar-
benar turun kepada Bani Israil. Dengan logika
ilmiah Syaru>r mengatakan bahwa proses inza>l dan
tanzi>l madu dan burung tersebut sudah ada sejak
dahulu, akan tetapi tidak memahami bahwa
keduanya bisa dimakan. Sehingga ketika Allah
Swt. meng inza>l dantanzi>l melalui proses
transformasi di luar kesadaran mereka, baru
mereka tahu bahwa keduanya bisa dimakan. Oleh
karenanya menurut Syahru>r keduanya bukan
secara tiba-tiba turun dari langit seperti turunnya
salju atau air.
Sementara lafaz} inza>l dantanzi>l dalam
pewahyuan Al-Qur’an, penggunaan inza>l
sebagaimana dalam keilmuan Ulu>m Al-Qur’an
klasik dimaknai dengan proses turunnya Al-
Qur’an secara keseluruhan pada malam Lailatul
Qadr ke Baitul Izzah (langit dunia).Sementara
tanzi>ldimaknai turunnya Al-Qur’an secara
berangsur-angsur atau bertahap untuk
208