Page 84 - Dr. Abdul Rasyid Ridho, M.A
P. 84

keluarganya  begitu  besar.  Hal  ini  terbukti  pada  lembar
            persembahan  di  setiap  karyanya  nama-nama  tersebutlah
            yang selalu terukir. 124

                    Ada  sebuah  perkataan  yang  dijadikan  pegangan
            tersendiri  oleh  Syahru>r,  termasuk  ketika  dia  kemudian
            memiliki perhatian yang cukup terhadap kajian al-Qur’an
            yaitu,  ayahnya  mengajarkan  padanya  bahwa  beribadah
            pada Tuhan sama pentingnya dengan kejujuran, kerja dan
            mengikuti  hukum  alam,  yang  diilustrasikan  dengan
            perkataan  ayahnya  ”Jika  kamu  ingin  menghangatkan
            tubuh,  jangan  membaca Al-Qur’an,  tapi  nyalakan api  di
            tungku”. 125

                    Kemudian ia mencoba menggunakan pisau analisis
            lain dari  yang selama ini  ada yakni  pisau  analisa sains,
            dengan  memadukan  antara  keilmuan  eksakta  dan
            keilmuan  tafsir  dalam  memahami  Al-Qur’an.  Masa
            dewasanya tak lepas dari sejarah masa kecilnya, dimana
            masa kecilnya dihabiskan dalam lingkungan keluarga yang
            liberal, dimana kesalehan ritual dipandang kurang penting
            dibanding ajaran etika Islam, sekalipun ini tidak berarti






            124 Ahmad  Zaki  Mubarok,  Pendekatan  Struktualisme  Linguistik
                  Linguistik  dalam  Tafsir  Al-Qur’an  Kontemporer  “ala”
                  Muhammad Syahru>r,Yogyakarta: Elsaq Press, 2007,hlm. 137.
            125 Dale F. Eickelman, Muhammad Syahru>r, ed. Andreas Christmann,
                  The  Qur’an,  Morality  and  Critical  Reason:  the  Essential
                  Muhammad Shahru>r  (Leiden: Brill, 2009), hlm. 502.

                                        70
   79   80   81   82   83   84   85   86   87   88   89