Page 86 - Dr. Abdul Rasyid Ridho, M.A
P. 86

konsep materialisme dialektis dan materialism historis . 129
            Syahru>r  dalam pengakuan Peter Clark, bahwa walaupun
            ia  bukan  seorang  Marxis,  tetapi  pemikirannya  sangat
            terpengaruh dengan pemikiran Friedrich Hegel dan Alfred
            North Whitehead, sebagai dua tokoh yang sangat benyak
            menggunakan para pemikir Marxian. Sehingga hal inilah
            yang menjadikan Syhru>r mengenal tradisi “Strukturalisme
            linguistik”  sebagaimana  yang  dipopulerkna  oleh
            Ferdinand  De  Saussure. 130 Kemudian  pemikiran  inilah
            yang  kemudian  berpengaruh  dalam  penulisan  studi
            keislaman Muhammad Syahru>r.   131

                    Dalam  waktu  yang  tidak  lama,  Universitas
            Damaskus  mengutusnya  ke  Ireland  National  University
            (al-Ja>mi’ah  al-Qaumiyah  al-Irlandiyah)  Dublin,  Irlandia
            untuk mengenyam jenjang Magister dan Doktoral dalam
            bidang  yang  memang  ia  geluti  sebelumnya,  spesialisasi




            129 Materialism  dialektis merupakan  ontology  dan  filsafat  alam
                  Marxisme-Leninisme,  yaitu  sebuah  ajaran  tentang  hakikat
                  materi alam dan hukum yang mengatur gerkanya. Sementara

                  materialisme  historis merupakan  filsafat  sejarah  Marxisme-
                  Leninisme,  ini  membahas  pandangan  Marx  tentang
                  perkembangan  masyarakat.  Lihat  Franz  Magnis  Suseno,
                  Pemikiran  Karl  Marx  dari  Sosiallis  Utopis  ke  Perselisihan
                  Revisionis , Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,2005, hlm. 215.
            130 Ahmad Zaki Mubarok, Pendekatan Struktualisme Linguistik, hlm.
                  138.
            131 Charles  Kurzman,  Liberal  Islam,  A  Sourcerbook  (Wacana  Islam
                  Liberal Pemikiran Islam Kontemporer Tentang Isu-Isu Global),
                  diterjemah  oleh  Bahrul  Ulum  dan  Heri  Junaidi,  Jakarta:
                  Paramadina, 2001, hlm. 210.

                                        72
   81   82   83   84   85   86   87   88   89   90   91