Page 148 - Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti Kelas X
        P. 148
     1)  Pratyakṣa  : pengamatan langsung
                   2)  Anumāna    : dengan penyimpilan
                   3)  Upamāṇa    : mengadakan perbandingan
                   4)  Śabda      : kesaksian kitab suci atau orang bijak
                   5)  Arthāpatti  : penyimpulan dari keadaan
                   Dan oleh Kumārila ditambahkan dengan:
                   6)  An-upalabdhi: pengamatan ketidakadaan.
                      Empat cara pengamatan di atas hampir sama dengan cara pengamatan dari Nyāya,
                   hanya pada pengamatan upamāṇa ada sedikit tambahan, di mana perbandingan yang
                   dipergunakan di sini tidak sepenuhnya sama dengan contoh yang telah diketahui.
                      Pengamatan  Arthāpatti  adalah  pengamatan  dengan  penyimpulan  dari  keadaan.
                   Pengamatan  An-upalabdhi,  yaitu  pengamatan  ketidakadaan  objek,  jadi  suatu  cara
                   pembuktian bahwa objek yang dimaksudkan itu benar-benar tidak ada.
                   6.  Vedānta Darśana
                   a.  Pendiri dan Sumber Ajarannya
                      Filsafat ini sangatlah kuno yang berasal dari kumpulan literatur bangsa Arya yang
                   dikenal  dengan  nama  Veda.  Vedānta  ini  merupakan  bunga  diantara  semua  spekulasi,
                   pengalaman  dan  analisis  yang  terbentuk  dalam  demikian  banyak  literatur  yang
                   dikumpulkan dan dipilih selama berabad-abad. Filsafat Vedānta ini memiliki kekhususan.
                   Yang pertama, ia sama sekali impersonal, ia bukan dari seseorang atau Nabi.
                      Istilah Vedānta berasal dari kata Veda-anta, artinya bagian terakhir dari Veda atau inti
                   sari atau akhir dari Veda, yaitu ajaran-ajaran yang terkandung dalam kitab Upaniṣad.
                   Kitab  Upaniṣad juga disebut dengan Vedānta, karena kitab-kitab ini merupakan jñana
                   kāṇda yang mewujudkan bagian akhir dari Veda setelah Mantra, Brāhmaṇa dan Āraṇyaka
                   yang bersifat mengumpulkan. Di samping itu ada tiga faktor yang menyebabkan  Upaniṣad
                   disebut dengan Vedānta yaitu:
                   a)  Upaniṣad adalah hasil karya terakhir dari zaman Veda.
                   b)  Pada  zaman  Veda  program  pelajaran  yang  disampaikan  oleh  para  Rsi  kepada
                      sisyanya, Upaniṣad juga merupakan pelajaran
                      yang terakhir. Para Brāhmacari pada mulanya
                      diberikan  pelajaran  shamhita  yakni  koleksi
                      syair-syair  dari  zaman  Veda.  Kemudian
                      dilanjutkan  dengan  pelajaran  Brāhmaṇa
                      yakni  tata  cara  untuk  melaksanakan  upacara
                      keagamaan, dan terakhir barulah sampai pada
                      filsafat dari Upaniṣad.
                   c)  Upaniṣad adalah merupakan kumpulan syair-
                      syair yang terakhir dari pada zaman Veda.
                      Jadi   pengertian   Vedānta   erat   sekali
                   hubungannya  dengan    Upaniṣad  hanya  saja   Sumber:www.hindupedia.com
                   kitab-kitab    Upaniṣad  tidak  memuat  uraian-  Gambar 4.7 Rsi Vyāsa
                                                         Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti |   141





