Page 145 - Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti Kelas X
P. 145

menemukan situasi yang menyenangkan dan menguntungkan. Tetapi Asaṁprajñata
                 samādhi (pengalaman mutlak) menghancurkan sekaligus benih-benih dari kejahatan
                 ini. Avidyā merupakan penyebab utama dari segala kesulitan. Keakuan merupakan
                 hasil  langsung  dari  avidyā,  yang  memberi  kita  keinginan  dan  kebencian,  serta
                 menyelubungi pandangan spiritual. Pelaksanaan yoga samādhi melenyapkan avidyā.
                   Kriyā  Yoga  memurnikan  pikiran,  melunakkan  5  kleśa  dan  membawa  pada
                 keadaan samādhi. Tapas (kesederhanaan), svadhyāya (mempelajari dan memahami
                 kitab suci) dan Ìśvara-praṁidhāna (pemujaan Tuhan dan penyerahan hasilnya pada
                 Tuhan) membentuk Kriyā Yoga. Pengusahaan persahabatan (Maitrī) terhadap sesama,
                 kasih sayang (karuṇa) terhadap yang lebih rendah, kebahagiaan (mudita) terhadap
                 yang  lebih  tinggi,  dan  ketidakacuhan  (upekṣā)  terhadap  orang-orang  kejam
                 (atau  dengan  memandang  sesuatu  menyenangkan  dan  menyakitkan,  baik  dan
                 buruk)  menghasilkan  ketenangan  pikiran  (citta  prasāda).  Seseorang  dapat
                 mencapai  samādhi  melalui  kepatuhan  pada  Tuhan  yang  memberikan  kebebasan.
                 Dengan Ìśvara-praṁidhāna, siswa yoga memperoleh karunia Tuhan.
                   Abhyāsa (pelaksanaan) dan Vairāgya (kesabaran, tanpa keterikatan) membantu
                 dalam pemantapan dan pengendalian pikiran. Pikiran hendaknya ditarik berkali-kali
                 dan dibawa ke pusat meditasi, apabila ia mengarah keluar menuju objek duniawi. Ini
                 merupakan abhyāsa yoga. Pelaksanaan menjadi mantap dan terpusatkan, apabila
                 secara terus menerus selama beberapa waktu tanpa selang waktu dan dengan penuh
                 ketaatan.   Pikiran   merupakan    sebuah    berkas   Tṛṣṇa    (kerinduan).
                 Pelaksanaan  Vairāgya  akan  menghancurkan  segala  Tṛṣṇa.  Vairāgya    memutar
                 pikiran menjauhi objek-objek. Ia tidak mengijinkan pikiran untuk mengarah keluar
                 (kegiatan  Bahirmukha  dari  pikiran),  tetapi  mengarahkannya  ke  kegiatan  antar-
                 mukha  (mengarah ke dalam).
                                                      Tujuan  kehidupan  adalah  keterpisahan
                                                   mutlak  dari  Puruṣa  terhadap  Prakṛti.
                                                   Kebebasan dalam Yoga  merupakan Kaivalya
                                                   atau  kemerdekaan  mutlak.  Roh  terbebas
                                                   dari belenggu Prakṛti. Puruṣa berada dalam
                                                   wujud  yang  sebenarnya  atau  svarūpa.  Bila
                                                   roh  mewujudkan  bahwa  hal  itu  adalah
                                                   kemerdekaan secara mutlak dan bahwa ia tak
                                                   tergantung pada sesuatu apa pun di dunia ini,
                                                   Kaivalya atau Pemisahan tercapai. Roh telah
                  Sumber:www.sohamsa.com
                  Gambar 4.6 Mahāṛṣi Jaimini       melepaskan  avidyā  melalui  pengetahuan
                                                   pembedaan  (vivekakhyāti).  Lima  kleśa  atau
                 malapetaka terbakar oleh apinya pengetahuan. Sang Diri tak terjamah oleh kondisi
                 dari  citta.  Guṇa  seluruhnya  terhenti  dan  sang  Diri  berdiam  pada  intisari  Tuhan
                 sendiri.  Walaupun  seseorang  menjadi  mukta  (roh  bebas),  Prakṛti  dan  perubah-
                 perubahannya tetap ada bagi orang lainnya. Hal ini, dalam perjanjian dengan sistem
                 filsafat Sāṁkhya, dipegang oleh sistem Yoga  ini.




                 138  | Kelas X SMA/SMK
   140   141   142   143   144   145   146   147   148   149   150