Page 142 - Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti Kelas X
P. 142

Sāṁkhya merupakan satu sistem metafisika, sedangkan Yoga merupakan satu sistem
                   disiplin praktis. Yang pertama menekankan pada penyelidikan dan penalaran, sedang yang
                   kedua menekankan pada konsentrasi dari daya kehendak. Roh pribadi dalam Yoga memiliki
                   kemerdekaan yang lebih besar. Ia dapat mencapai pembebasan dengan bantuan Tuhan.
                      Sāṁkhya  menetapkan  bahwa  pengetahuan  adalah  cara  untuk  pembebasan.  Yoga
                   menganggap bahwa konsentrasi, meditasi, dan Samādhi akan membawa kepada Kaivalya
                   atau  kemerdekaan.  Sistem  Yoga  menganggap  bahwa  proses  Yoga  terkandung  dalam

                   kesan-kesan dari keanekaragaman fungsi mental dan konsentrasi dari energi mental pada
                   Puruṣa yang mencerahi dirinya. Rāja Yoga dikenal dengan nama Aṣṭāṅga-Yoga atau Yoga
                   dengan delapan anggota, yaitu:
                   1)  Yama, (larangan),
                   2)  Niyama (ketaatan),
                   3)  Āsana (sikap badan),
                   4)  Prāṇāyāma (pengendalian nafas),
                   5)  Pratyāhāra (penarikan indriya),
                   6)  Dhāraṇa (konsentrasi),
                   7)  Dhyāna (meditasi), dan
                   8)  Samādhi (keadaan supra Ṣaḍar).
                      Kelima yang pertama membentuk anggota luar (Bahir-aṅga) dari Yoga, sedangkan
                   ketiga yang terakhir membentuk anggota dalam (Antar-aṅga) dari Yoga.

                   c.  Penjelasan Rāja Yoga atau Aṣṭāṅga-Yoga
                   1)  Yama dan Niyama
                      Pelaksanaan  Yama  dan  Niyama  membentuk  disiplin  etika,  yang  mempersiapkan
                   siswa-siswa Yoga untuk melaksanakan Yoga yang sesungguhnya. Siswa Yoga hendaknya
                   melaksanakan tanpa kekerasan, kejujuran, pengendalian nafsu, tidak mencuri dan tidak
                   menerima  pemberian  yang  mengantar  pada  kehidupan  mewah;  dan  melaksanakan
                   kemurnian, kepuasan, kesederhanaan mempelajari kesucian dan berserah diri kepada
                   Tuhan. Siswa Yoga hendaknya melaksanakan:
                      a)  Ahiṁsā atau tanpa kekerasan, yaitu jangan melukai makhluk lain baik dalam
                         pikiran  atau  pun  perkataan.  Perlakukanlah  pihak  lain  seperti  engkau  ingin
                         memperlakukan diri sendiri.
                      b)  Satya atau kebenaran dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan
                      c)  Asteya atau pantang mencuri atau menginginkan milik orang lain
                      d)  Bramacarya atau pembujangan dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan
                      e)  Aparigraha atau pantang kemewahan yang melebihi apa yang diperlukan
                      Kelima  pantangan  ini  merupakan  sesuatu  yang  bersifat  universal  (mahāvrata)
                   atau sumpah luar biasa yang harus dipatuhi,tanpa alasan pengelakan berdasarkan Jati
                   (kedudukan pribadi), Deśa (tempat kediaman), Kāla (usia dan waktu) dan Samāyā
                   (keadaan). Ia harus dilaksanakan oleh semua orang, tak ada pengecualian terhadap
                   prisip-prinsip ini. Bahkan untuk membela diri melakukan pembunuhan tak dibenarkan
                   bagi seseorang yang sedang melaksanakan sumpah tanpa kekerasan ini. Ia hendaknya
                   tidak membunuh musuhnya sekalipun, apabila ia melaksanakan Yoga  secara ketat.



                                                         Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti |   135
   137   138   139   140   141   142   143   144   145   146   147