Page 143 - Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti Kelas X
P. 143

Selanjutnya perincian Patañjali terhadap Niyama adalah :
                   a)  Śauca (kebersihan lahir batin dan menganjurkan kebajikan)
                   b)  Saṅtoṣa (kepuasan untuk memantapkan mental)
                   c)  Tapa (berpantang atau pengetatan diri)
                   d)  Svādhyāya (mempelajari naskah-naskah suci)
                   e)  Īśvarapraṇidhāna (penyeraha diri kepada Tuhan)
                 2)  Āsana, Prāṇāyāma dan Pratyāhara
                   Āsana  merupakan  sikap  badan  yang  mantap  dan  nyaman.  Āsana  atau  sikap
                 badan  merupakan  bantuan  secara  fisik  untuk  konsentrasi.  Bila  seseorang
                 memperoleh  penguasaan  atas  āsana,  ia  bebas  dari  gangguan  pasangan-pasangan
                 yang berlawanan. Prāṅāyāma atau pengaturan napas memberikan ketenangan dan
                 kemantapan pikiran serta kesehatan yang baik. Pratyāhara adalah pemusatan pikiran,
                 yaitu penarikan indra-indra dari objek-objeknya. Yama, Niyama, Āsana. prāṇāyāma,
                 dan Pratyāhara merupakan tambahan bagi Yoga.
                 3)  Dhāraṇa, Dhyāna, dan Samādhi
                   Dhāraṇa, Dhyāna, dan Samādhi merupakan 3 tahapan berturut-turut dari proses
                 yang sama dari konsentrasi mental dan karena itu merupakan bagian dari keseluruhan
                 organ. Dhāraṇa adalah usaha untuk memusatkan pikiran secara mantap pada suatu
                 objek. Dhyāna merupakan pemusatan yang terus menerus tanpa henti dari pikiran
                 terhadap objek. Samādhi adalah pemusatan pikiran terhadap objek dengan intensitas
                 konsentrasi demikian rupa sehingga menjadi objek itu sendiri. Pikiran sepenuhnya
                 bergabung dalam penyamaan dengan objek yang dimeditasikan.
                   Saṁyama atau konsentrasi, meditasi dan samādhi merupakan hal yang sama dan
                 satu yang memberikan suatu pengetahuan dari objek supra alami. Siddhi merupakan
                 hasil sampingan dari konsentrasi yang sesungguhnya merupakan halangan terhadap
                 pelaksanaan samādhi atau kebebasan, yang merupakan tujuan dari disiplin Yoga
                 4)  Yoga  Samādhi dan Ciri-cirinya
                   Dhyāna atau meditasi memuncak dalam samādhi. Objek meditasi adalah Samādhi.
                 Samādhi  merupakan  tujuan  dari  disiplin  Yoga.  Badan  dan  pikiran  menjadi  mati
                 sementara sedemikian rupa terhadap semua kesan-kesan luar. Hubungan dengan dunia
                 luar lepas. Dalam samādhi, Yoga memasuki ketenangan tertinggi yang tak tersentuh
                 oleh suara-suara yang tak henti-hentinya dari dunia luar. Pikiran kehilangan fungsinya.
                 Indriya-indriya terserap ke dalam pikiran. Bila semua perubahan pikiran terkendalikan
                 si pengamat yaitu Puruṣa, terhenti dalam dirinya sendiri. Patañjali mengatakan hal
                 ini  dalam  Yoga    Sūtra-nya  sebagai  Svarūpa  Awasthānam  (kedudukan  dalam  diri
                 seseorang yang sesungguhnya).
                   Ada jenis atau tingkatan konsentrasi atau samādhi, yaitu Saṁprajñata atau Ṣaḍar
                 dan Asaṁprajñata atau supra Ṣaḍar. Pada saṁprajñata samādhi, ada objek konsentrasi
                 yang  pasti,  di  situ  pikiran  tetap  Ṣaḍar  akan  objek  tersebut.  Savitarka  (dengan
                 pertimbangan),    nirvitarka  (tanpa  pertimbangan),  savicāra  (dengan  renungan),
                 Nirvicāra (tanpa renungan), Sānanda (dengan kegembiraan) dan Sāsmita (dengan arti
                 kepribadian) adalah bentuk-bentuk dari Saṁprajñata samādhi. Dalam Saṁprajñata




                 136  | Kelas X SMA/SMK
   138   139   140   141   142   143   144   145   146   147   148