Page 14 - Microsoft Word - sejarah fiks
P. 14

masyarakat,  beragama  dan  berkerajaan  pada  sukunya  masing  -  masing.  Dia
                      tunduk pada hakim polisi propinsi sebagai wakil sultan.
                             Kekhawatiran Belanda timbul apabila melihat pertanda bahwa pewaris
                      tahta  kerajaan  lebih  berpendidi-  kan  dan  progressif.  Belanda  menginginkan
                      agar pengganti sultan jangan keturunan Hasyim. Pengang- katan Sultan Syarif
                      Kasim II kurang disenangi oleh pemerintah Hindia Belanda. Akan tetapi Datuk
                      Empat Suku yang merupakan dewan kerapatan tetap meng- hendaki Tengku
                      Besar  Sayed  Kasim  menjadi  sultan.  Atas  pengangkatan  Sultan  Syarif  Kasim
                      Pemerintahan  Hindia  Belanda  tidak  merasa  puas,  sehingga  upaya  yang
                      dilakukannya  adalah  mencampuri  urusan  zelfbestuur  dan  soal-soal  yang
                      menyangkut kepentingan rakyat Siak (O.K Nizami Jamil, 1988:13).
                             Cara yang dilakukan Belanda ialah menjadikan sul- tan tidak terlalu kuat,
                      dengan menghapus Dewan Menteri, sehingga sultan menjadi single fighter di
                      kerajaan. Dewan Menteri atau Dewan Kerajaan yang mempunyai peranan besar
                      dan  pengaruh  terhadap  sultan  dalam  mengambil  keputusan  politik  dihapus
                      oleh  Belanda  dalam  masa  pemerintahan  Sultan  Syarif  Kasim  II.  Belanda
                      berkeyakinan bahwa dengan disingkirkannya Dewan Menteri maka sultan akan
                      menjadi  lemah  dan  akan  licinlah  segala  urusan  dan  kemauannya  untuk
                      menanamkan pengaruh lebih mendalam di Kesultanan
                             Pada waktu Sayed Kasim ditabalkan menjadi sul- tan secara penuh pada
                      tanggal 3 Maret 1915, dia meme- rintah tanpa Dewan Menteri. Dia memegang
                      kekuasaan  tertinggi  dan  administratur  tunggal.  Namun  dalam  bidang
                      pengadilan sultan bersikeras mempertahankan Badan Kerapatan Tinggi. Badan
                      inilah yang dapat dijadikan forum oleh sultan dengan orang-orangnya dalam
                      mempertalikan ikatan batin.
                             Namun  Belanda  masih  tetap  berusaha  mengurangi  kekuasaan  dan
                      wibawa  sultan.  Kesultanan  Siak  yang  telah  ditetapkan  dalam  Bab-Alkawa'id
                      terbagi  atas  10  propinsi,  oleh  Belanda  dirubah  menjadi  5  (lima)  distrik.
                      Perubahan itu ditetapkan dalam keputusan Sultan Siak No.1/1915 tanggal 15
                      Juni  1915  dan  disyahkan  oleh  Gubernur  Pantai  Timur  Sumatera  tanggal  29
                      Oktober 1915. Di permukaan seakanakan keputusan ini adalah atas kemauan
                      sultan.  Tetapi  sebenarnya  ini  merupakan  tindak  lanjut  dari  pemerasan  yang

                      telah dilakukan sebelumnya, yaitu berupa kontrak-kontrak politik.
                             Berdasarkan  keputusan  tersebut  maka  wilayah  Kesultanan  Siak  Sri
                      Indrapura dibagi sebagai berikut :
                          a.  Distrik Siak.
                          b.  Distrik Selatpanjang.
                          c.  Distrik Bukit Batu.
                          d.  Distrik Bagan Siapi-api.
   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18   19