Page 9 - Microsoft Word - sejarah fiks
P. 9

dengan  Daeng  Celak  akan  tetapi  Tengku  Kamariah  tidak  mau,  lalu  Tengku
                     Kamariah  mengirm  surat  kepada  Raja  Kecil  supaya  datang  mengambilnya
                     dengan cara berperang. Tidak lama setelah itu Raja Kecil pun datang melanggar
                     Riau dan mengambil Tengku Kamariah kemudian berlayar ke Siak bersama-sama
                     dengan Tengku Kamariah dan anak lelakinya Tengku Buwang. Ketika sampai di
                     Siak,  maka  Raja  Kecil  bertemu  pula  dengan  anak  lelakinya  yang  seorang  lagi
                     yakni dari Musi Rawas yang bernama Raja Alam.
                        B.  Masa Pemerintahan.
                            Dengan  adanya  keputusan  Raja  Kecil  dalam  hal  penggantinya,  maka
                     terjadilah perang saudara dalam Kerajaan Siak karena salah seorang dari anak
                     lelakinya tidak bisa menerima keputusan tersebut sebab statusnya anak paling
                     tua. Perang saudara ini terjadi dengan diketahui oleh Sultan Abdul Jalil Rahmat
                     Syah. Sebagaimana yang tertulis di dalam Hikayat Siak bahwa : Dan tiada berapa
                     lamanya,  maka  kedua  baginda  pun  peranglah  dua  bersaudara  dari  sebab
                     kebesaran  negeri.  Akan  Tengku  Mahmud  di  dalam  kota  besar  dan  Yam  Tuan
                     Muda  Raja  Alam  di  dalam  kota  tuan  besar.  Segala  Orang  Besar-besar  datang
                     mengadap Yang Dipertuan, persembahkan, “paduka anakanda perang tuanku.”
                     Maka titah baginda “barang siapa yang hidup, itulah anak kita” Apabila dicermati
                     tanggapan  Raja  Kecil  sebagai  seorang  ayah  terhadap  kedua  anak  lelakinya
                     berperang memang luar biasa. Apakah disebabkan oleh kondisi yang tidak lagi
                     dalam keadaan sehat sehingga keluar ucapan sebagaimana yang tertulis dalam
                     Hikayat  Siak.  Artinya  sultan  tidak  menarik  keputusannya  meskipun  terjadi
                     peperangan  antara  adik  beradik.  Menurut  Netscher,  kedua  anak  lelaki  adik
                     beradik ini merupakan pemuda-pemuda buas dan liar, berbakat perampok dan

                     tidak segansegan melakukan kejahatan. Mereka bertikai untuk memperebutkan
                     kedudukan utama. Raja Alam berpendirian, dialah yang utama karena dia anak
                     yang tertua dan Raja Muhammad mengemukakan haknya karena ia anak dari ibu
                     yang gahara.
                             Dalam  perang  saudara  pertama  tersebut  Raja  Alam  kalah  lalu
                      menyingkir  meninggalkan  Siak.  Pada  awalnya  ke  Batu  Bara  dan  terus  ke
                      Palembang.  Dalam  hal  ini  Sultan  Palembang  berusaha  supaya  ia  berbaik
                      kembali  dengan  ayahnya.  Namun  Raja  Alam  tidak  mau  akan  tetapi  ia
                      mempersiapkan  pasukannya  untuk  menyerang  Siak.  Setelah  sekian  lama
                      menderita sakit, akhirnya Raja Kecil yang bergelar Sultan Abdul Jalil Rahmat
                      Syah mangkat meninggalkan segala urusan dunia. Dalam hal ini Tengku Buwang
                      merasakan  duka  yang  tiada  tara  karena  ditinggalkan  oleh  orangorang  yang
                      dicintainya. Yang pertama meninggalkannya adalah abangnya Raja Alam dan
                      yang kedua meninggalkannya adalah ayahandana.
   4   5   6   7   8   9   10   11   12   13   14