Page 108 - E-BOOK EVALUASI PROGRAM_RAHMA NUR NAZMI
P. 108
namun informasi tersebut tidak dapat digeneralisasi ke populasi yang
lebih besar karena sifatnya yang khusus dan terbatas pada kasus tertentu.
pusing
1. Jenis
Studi kasus eksplanatori (explanatory case study). Adalah studi kasus
yang menjelaskan hubungan. antara komponen program. Dalam
evaluasi, evaluator sering mengetahui: apakan program sedang
dilaksanakan sesuai tujuan yang dirancang; problem apa yang
dialami. Pengertian lain apa yang dilakukan dan mengapa. Jika
program gagal, evaluator perlu melakukan mengapa
program mengalami kegagalan dan, pelajaran apa yang dapat
diperoleh untuk program
serupa di masa yang akan datang. Akan tetapi, dapat juga terima:
program berhasil/dilaksanakan dengan baik dan mencapai tujuannya.
Dalam kaitan ini evaluator juga perlu meneliti faktor-faktor yang
menentukan keberhasilan program dan penerapannya untuk program
serupa di kemudian hari. Studi kasus jenis ini terdiri dari:
1) Studi kasus pelaksanaan program (program implementation case
study) Studi kasus yang meneliti operasi suatu program sering di
beberapa lokasi program dan secara normatif. Dalam evaluasi
evaluator berupaya mengumpulkan data mengenai apakah program
atau proyek dilaksanakan seperti yang dilaksanakan atau didesain;
problem apa yang ditemukan; penyesuaian apa yang dilakukan dan
mengapa. Misalnya, jika evaluator ingin mengukur apakah program
berhasil atau gagal. Studi kasus pelaksanaan program
umumnya menggunakan suatu sampel purposif. Jumlah kasus
tergantung pada variabilitas berdasarkan sampel dan apakah
evaluator berupaya menggeneralisasikan hasil evaluasi. Jenis studi
kasus ini menekankan diri pada dokumen dan observasi. Karena
generalisasi memerlukan berbagai tempat program, pelatihan
mengenai isu dan supervisi kontrol kualitas menjadi sangat penting.
2) Studi kasus pengaruh program (Program effects case study) Studi
kasus jenis ini meneliti kausalitas program dan biasanya meliputi
berbagai tempat program dan menggunakan penilaian berbagai
metode. Metode ini sering dipakai dengan kombinasi metode lain
seperti survei sampel. dan data campuran kualitatif dan kuantitatif.
3) Studi kasus deskriptif (descriptive case study)
Studi kasus ini mempunyai fokus lebih sempit daripada studi kasus
eksplanatori dan terdiri dari:
1) Studi kasus ilustratif (ilustratif). Jenis studi kasus ini
berkarakteristik deskriptif dan ditujukan untuk menambah
realisme dan contoh-contoh informasi lainnya yang mendalam
mengenai kebijakan, program, dan proyek. Studi kasus jenis ini
melukiskan apa yang sedang terjadi dan mengapa hal tersebut
terjadi, dengan tujuan melukiskan situasi apa yang terjadi.