Page 44 - ANAK KOS DODOL
P. 44
BAB 13
Be em we
kayaknya semua kendaraan bermotor kompak musuhan denganku. Biarpun dibela-belain les
privat, tetap saja nggak bisa-bisa naik motor dan mobil. Jangan-jangan, aku ditakdirkan jadi
penebeng setia kali ya huehehe. Pas liburan kuliah, mama memaksaku belajar menyetir. Ia
bahkan membayar seorang supir angkot kawakan untuk mengajariku. Om ading namanya, ia
bertubuh tinggi besar dan berambut cepak ala tentara. Gagah deh pokoknya.
Duuh, sebenarnya aku tuh tengsin berat. Gimana nggak, kami belajar nyetir pakai mobil oplet
butut kayak punya di doel keliling kompleks! Disorakin bocah-bocah badung dan cowok-cowok
ngganteng pula. Gilaa, mestinya tadi pakai topeng atau cadar dulu ya!
Sukses? Hehehe. Di hari ketiga, om ading nan macho mengiba-iba pada mama. Ia minta
berhenti. Om ading bahkan sukarela mengembalikan uang les utuh! Selama 3 hari kursus, aku
mencatat rekor fantastis. Satu kali hampir menabrak pohon, dua kali menyeruduk trotoar hingga
temboknya berantakan, terus satu kali kepala om ading sampai terbentur atap mobil. ''teteh bawa
mobilnya rock en roll, bu!'' keluhnya mengusap keringat dingin membanjir di tengkuknya.
Hmm, rekor belajar motor lagi. Alisha nekad mengajariku naik motor di tepi selokan Mataram
*guru gila! Ia yakin dan percaya bahwa sesungguhnya aku mampu menaklukkan motor bebek
nan modis ini. Hehe belum tahu diaaa. Apa yang terjadi? Hampir jadi tragedi. Aku membawa
motor dengan alisha di belakangku.
Tiba-tiba ada seorang bapak menuntun kudanya menyeberangi jalan. Aku kaget dan motor jadi
berjalan zig-zag. Aku dan alisha menjerit-jerit dan terjatuh tak jauh dari sikuda sialan itu. Eh,
kudanya kaget, pegangan si bapak terlepas dan mnghentakkan kaki belakangnya menyerang
kami! Ya tuhaaan, hampir saja kami kena! Kapook!
Semua kejadian nggak banget itu sih berawal dari jaman SMA kayaknya. Waktu SMA kelas 1 di
papua, aku punya resolusi tahun baru, yaitu mesti bisa naik motor. Kayaknya seru dan keren
kelihatannya. Kemana-mana nggak perlu capek-capek naik sepeda atau taksi (sebutan penduduk