Page 46 - ANAK KOS DODOL
P. 46
Aku deg2an karena senang dan takut. Ah, akhirnya bisa naik motor juga. ''pelan-pelan...''
bismillah. Kami pun perlahan keluar kompleks menuju lapangan bola. Kata cici, di sana lebih
leluasa latihan karena bisa putar-putar.
Asyik! Aku bisa! Aku jadi lebih percaya diri. Menambah kecepatan motor. Tiba-tiba, tanpa
kulonuwun, satu kompi bebek centil menyeberang! Aku kaget. Cici teriak-teriak, ''mbak...
Aayooo di rem.. Jangan di tabrak bebeknya!''
di teriakin begitu, aku panik hingga jadi bingung yang mana rem dan gas. Kutekan saja salah
satunya dan... Wusshh.. Motor itu melesat kencang! Barisan bebeknya kocar-kacir. Bahkan ada
yang melompat ke arahku dan cici. Aku dan cici menjerit histeris. Cici mengusir bebek dengan
gerakan seru hingga motornya oleng.
''reeem...'' jeritnya memelukku erat. Dengan panik, aku tekan sekali lagi dan wusshh... Makin
kencang! Waaa.. Aku refleks menutup mata pasrah dan brukk..! Kami terjungkal dan jatuh di
rumput.
Motornya rebah. Kubuka mata. Masya allah, mengerikan. Pot bunganya berantakan aku
menabrak sebaris pot rumah orang! Aku berdiri. Cici juga. Melongo.
Ternyata ini rumah 2 orang tuappenduduk asli situ. Si tete yg sedang duduk santai di teras
melongo juga. Tiba-tiba, istrinya si nene keluar dari dapur. Berteriak-teriak murka sambil
mengacungkan pisau daging yg besar berlumuraan darah! Waaa.. Aku dan cici langsung
menjerit.
''eh... Anak-anak kurang ajar ko pu motor tabrak bungaku, hah awas ko kulapor ke ko pu bapak
biar dihajar!'' ia terus memaki dalam bahasa daerah. Makiannya tak seberapa *toh kami nggak
nyambung, tapi pisaunya itu lhooo... Berdaraaah. Mungkin habis memotong babi atau sapi, hii
horor.