Page 251 - hujan
P. 251
Maryam hampir tersedak. ” Bukankah kamu seharusnya ada di kapal itu
sekarang?”
” Kapal? Aku tidak ikut berangkat, Maryam. Lail bersamamu sekarang? Kamu
ada di mana, Maryam?”
” Ya Tuhan, apa yang sebenarnya terjadi? Bukankah Claudia ikut bersamamu
naik kapal?”
” Tidak, Maryam. Claudia naik kapal itu bersama ibuku. Claudia bisa merawat
ibuku di atas sana. Aku tidak pernah me niatkan diri naik kapal itu. Hanya saja,
kapal itu tidak bisa ber operasi tanpa kehadiranku. Satu bulan terakhir, sejak
bicara dengan Lail, aku mencari cara agar aku tetap bisa berada di atas sana
tanpa kehadiran Jsik. Hal terakhir yang harus diselesai kan.
” Kloning saraf otak, itulah solusinya. Aku meminjam tekno logi mesin
modiJkasi ingatan yang ditemukan beberapa tahun lalu. Aku memindahkan
seluruh pengetahuanku ke salah satu mesin pintar, kloning, tiruan otakku.
Mesin itulah yang sekarang ikut kapal, menggantikanku. Kamu di mana,
Maryam? Lail di sana? Aku tidak bisa menghubunginya enam hari terakhir
karena harus terus memasang pemindai di kepala, mentransfer semua ingatan.
Tidak bisa dihentikan prosesnya. Semua baru selesai enam jam lalu. Saat selesai,
aku langsung naik kereta cepat untuk pulang. Ini akan membuat Lail terkejut,
bukan? Kami bisa menghabiskan waktu bersama tanpa diganggu proyek apa pun
lagi.”
Maryam terduduk di lantai.
” Ini keliru... Aku ada di Pusat Terapi Saraf. Ini sungguh ke liru, Soke. Lail
berpikir sebaliknya. Dia pikir kamu pergi ber sama Claudia. Dia tidak tahan lagi,
dia memutuskan menghapus ingatan tentang dirimu. Aku tidak bisa
mencegahnya... Lima belas menit lagi operasi itu dilakukan. Maafkan aku,
Soke... Aku tidak bisa masuk ke ruangan operasi, aku tidak bisa meng henti-
kannya.”
” Kamu bilang apa, Maryam?!” Esok berseru.
” Lail... Lail sedang menghapus ingatannya tentangmu.”