Page 11 - MODUL FIQIH PPG 2021
P. 11

adanya zakat profesi di mana belum pernah ada pada zaman klasik Islam perlu direspons

                  secara positif. Hukum Islam selalu relevan dengan perkembangan zaman. Sekarang adalah

                  zaman yang syarat dengan profesi (keahlian)  yang dapat menghasilkan uang. Maka adanya
                  zakat profesi sebagai hasil ijtihad sejalan dengan prinsip hukum Islam yang memberikan

                  pintu  kemudahan,  dalam  hal  ini  penunaian  zakat  secara  ta’jil  (disegerakan)  dapat
                  menghilangkan kealfaan seseorang dalam penunaian zakat.



               3. ZAKAT PRODUKTIF
                   Kemunculan  istilah  di  atas  dapat  dikatakan  sebagai  sebuah  bentuk  “kritik”  terhadap

                  penyaluran zakat kepada  mustahiq yang pada umumnya bersifat konsumtif. Zakat yang
                  diterima  oleh  mustahiq  yang  tersebut  terakhir  ini  biasanya  bersifat  konvensional  yaitu

                  sekedar  untuk  memenuhi  kebutuhan  hidup  sehari-hari  yang  sifatnya  “menghabiskan”.

                  Namun di sisi lain terdapat mustahiq yang keberadaannya masih produktif baik dari tenaga,
                  ilmu dan ketrampilan. Maka untuk kriteria mustahiq yang tersebut terakhir ini  zakat  dapat

                  diarahkan  menjadi  modal  usaha  untuk  pengembangan  kemampuan  yang  dimilikinya.

                  Permasalahannya yang kemuidan muncul bagaimana hukum penyaluran zakat untuk modal
                  usaha, berikut bahasannya.


                  A. Gagasan Zakat Produktif

                       Zakat  merupakan  ibadah  maal  (materi)  yang  memiliki  fungsi  strategis  untuk
                  membangun perekonomian ummat Islam. Kedukukannya sebagai salah satu rukun Islam

                  menharuskan ummat Islam untuk mengimani dan melaksanakannya, sesekali orang yang

                  menganggap zakat bukan rukun Islam, maka ia dapat dianggap kafir dan orang yang tidak
                  berzakat padahal telah diwajibkan maka ia telah melakukan perbuatan dosa karena telah

                  menolak  perintah  Allah  dan    telah    mengabaikan  hak  para  mustahiq.  Oleh  karena  itu,
                  penunaian  zakat  bukan  sekedar  untuk  menggugurkan  kewajiban  tapi  berdampak  positif

                  kepada kehidupan sosial karena keberadaannya dapat mensejahterkan kehidupan bagi orang
                  yang tidak mampu.

                       Bentuk  dan  macam  zakat  dalam  Islam  dengan  melihat  mustahiqnya  dapat  dibagi

                  menjadi  empat.  Pertama:  Konsumtif  tradisional,  seperti  zakat  fitrah.  Kedua,  konsumtif
                  kreatif, contohnya bea siswa. Ketiga Produktif tradisional, seperti pemberian ternak dan alat

                  pertukangan.  Dan  keempat  produktif  kreatif  ,  yaitu  zakat  untuk  modal  usaha.  Bentuk


                                                                                                       10
   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16