Page 19 - MODUL FIQIH PPG 2021
P. 19
جيوزتلا وا حاكنلإا ظفلب ءطولا ةحباإ نمضتي دقع
(Akad (perjanjian) yang mengandung kebolehan hubungan kelamin dengan sebab lafaz nikah
atau tajwiz)
Kedua, manusia diciptakan oleh Allah berpasangan, yaitu laki-laki dan perempuan
sebagaimana dijelaskan oleh Allah swt:
ِ
ِ
ِ
ِ ِ
ِ
َّ
َّ
ِ
نومَ لع ي َ لَ اَّمِو مهسف نَأ نمو ضرَْ لْا تبن ت اَّمِ اهلك جاوزَْ لْا قَ لخ يذلا ناحبس
ُْ
َ
َ
ُ ُْ
ُ
ْ َ َ
َ ُْ
َ َ َ
ُ ْ
ْ َ
ُ َْ
َ ْ
Artinya: “Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik
dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak
mereka ketahui.” (QS. Yasin: 36)
Dari kehidupan berpasangan, manusia disyariatkan untuk menjalin hubungan yang
mulia, mengembangkan keturunan, menegaskan hak dan kewajiban antara keduanya. Untuk
itu Allah menurunkan syariat yang bertujuan menjaga harkat dan martabat serta kehormatan
manusia yang disebut dengan nikah.
Ketiga, pernikahan dalam Islam disebut sebagai prilaku para Nabi dan
memasukkannya sebagai salah satu fitrah yang dimiliki oleh manusia. Rasulullah saw bersabda
“empat fitrah yang dimiliki oleh manusia, yaitu memakai pacar, wangi-wangian, bersiwak
(gosok gigi), dan nikah”.
Untuk dijadikan sebuah perbandingan, nampaknya sebelum pembahasan nikah
menurut Islam secara lebih mendalam perlu diungkap tentang pernikahan sebelum Islam
(Jahiliyah). Pada zaman Jahiliyah telah dikenal bebarapa praktek perkawinan yang merupakan
warisan turun temurun dari perkawinan Romawi dan Persia. Pertama, perkawinan pacaran
(khidn), yaitu berupa pergaulan bebas pria dan wanita sebelum perkawinan yang resmi
dilangsungkan yang tujuannya untuk mengetahui kepribadian masing-masing pasangan Kedua,
nikah badl, yaitu seorang suami minta kepada laki-laki lain untuk saling menukar istrinya.
Ketiga, nikah istibdha, yaitu seorang suami minta kepada laki-laki kaya, bangsawan atau orang
pandai agar bersedia mengumpuli istrinya yang dalam keadaan suci sampai ia hamil. Setelah
itu baru si suami mengumpulinya. Keempat, nikah Raht (urunan), seorang wanita dikumpuli
oleh beberapa pria sampai hamil. Ketika anaknya lahir, lalu wanita itu menunjuk salah satu
pria yang telah mengumpulinya untuk mengakui bayi yang telah dilahirkannya sebagai
anaknya. Nikah ini sama dengan nikah baghaaya (nikah pelacur).
Kehadiran Islam menghapus semua bentuk pernikahan di atas karena dipandang tidak
sejalan dengan naluriah dan kehormatan manusia serta dapat dikatakan cara binatang yang
tidak mengenal aturan. Nikah dalam syariat Islam diartikan sebagai sebuah aqad yang
2