Page 103 - ISYARAT DAN PERHATIAN_FISIKA (IBN SINA)_CETAK
P. 103

bawaan—semacam  insting  untuk  berpikir.  Dengan  menggunakan
               daya pikirnya, manusia akan selalu mencari sebuah kebenaran, dan
               dorongan ini kemudian menghantarkannya pada fase pikiran terla-
               tih selanjutnya (al-‘aql bi al-malakah). Jika dia terus melatih daya
               berpikirnya untuk mencari kebenaran dari dirinya sendiri, ia akan
               menuju tahap berikutnya yaitu akal aktual (al-‘aql bi al-fi’l). Di sini bi-
               asanya banyak manusia yang berhenti meningkatkan daya akalnya,
               seperti juga kita banyak melihat yang terjadi di banyak tempat pen-
               cari ilmu yang notabene mencapai tingkatan akal aktual. Hanya saja
               ada juga beberapa orang yang—bisa kita katakan tercerahkan, tentu
               saja dengan pengecualian para Nabi yang memiliki tingkatan khusus
               dalam hal ini—beranjak dari fase sebelumnya ke fase di mana akal
               aktual itu mencapai tingkatan yang paling tinggi (al-‘aql al-musta-
               fad). Yang di dalamnya semesta wujud disadari dalam diri manusia
               yang dapat dipahami—dan di atas level akal ini terdapat Akal Aktif
               atau Akal Universal. Kemudian melalui level-level ini seluruh penge-
               tahuan diterima dengan cara illuminasi, dan pada titik tertentu akal
               manusia akan bersatu dengan Yang Riil (Al-Haqq). 25
                       Untuk itu Ibn Sina pada akhirnya menekankan aspek kes-
               empurnaan jiwa, dalam hal ini berusaha memberi jalan pada aspek
               aktualitas daya tadi. Karena alam materi hanya memberikan wujud
               potensial sejauh forma dapat mengaktualkannya. Di sini jelas bah-
               wa jiwa yang terkandung di dalam ruh—untuk mencapai suatu yang
               bersifat  aktualitas  murni—harus  sepenuhnya  terlepas  dari  wujud
               materil.  Bagian terakhir sangat penting bukan saja sebagai objek
                      26
               internal, melainkan sebagai jalan pada pemahaman atas metafisika.
               Terutama atas doktrin dan tradisi yang datang melalui iluminasi dan
               karenanya  menuntut  persiapan  pada  dimensi  sains  sakral.  Akses
               pada hal itu tentu saja dijembatani melalui bahasa dan pengalaman.
               Pengabaian akan potensi kekutan daya manusia sangat penting di-
               hindari manusia. Ini karena kehidupan ekstra mental memiliki gravi-
               tasi untuk menarik manusia pada kehidupan banal, dan karenanya
               penting menajamkan daya manusia melalui seluruh potensi akaln-
               ya. Melalui daya akal ini manusia bisa naik secara bertahap, setelah
               melalui penurunan bertahap secara mineral, menuju sang Mutlak.
               Ibn Sina sendiri menuliskan kenaikan jiwa ini pada bait syairnya yang
               indah dalam (Qasidah al-‘Ainiyah), dengan akhir paragraf berikut:



                                       ISYARAT DAN PERHATIAN: FISIKA | 103
   98   99   100   101   102   103   104   105   106   107   108