Page 100 - ISYARAT DAN PERHATIAN_FISIKA (IBN SINA)_CETAK
P. 100

Sejauh melihat pendekatannya pada ilmu-ilmu alam khu-
          sus, ia terutama berusaha menemukan metode logis untuk mem-
          bentuk definisi-definisi yang terkait dengan prosedur eksperimental
          dan untuk menyesuaikan silogisme Aristotelian sebagai alat meme-
          peroleh  pengetahuan  yang  lebih  khusus  daripada  alam  universal
          (h. 65). Karena itu tujuan filsafatnya sendiri bisa dipahami—selain
          modifikasi dari Aristoteles—adalah juga sebagai perpanjangan dari
          sebuah pemikiran bagaimana memandang dunia. Pandangan ten-
          tang tatanan dunia yang menyeluruh saling berkait dan Tuhan se-
          bagai asal dan pada gilirannya membangun sebuah jaringan integral
          untuk kemudian kesadaran pada Yang Universal atau Tuhan terpa-
          hami.
                 Sebagai  ‘yang  nyata’  jelas  kedudukan  realitas  dan  Tuhan
          dalam diskursus filsafat teoretik tak bisa dilepaskan. Sebab, baik re-
          alitas sebagai yang ekstra mental maupun realitas itnernal (objek
          internal)  dalam  diri  manusia diterjemahkan  sebagai  pengalaman.
          Pengalaman kiranya merupakan salah satu titik penting untuk me-
          masuki  metafisika.  Sebab  pengalaman  senantiasa  berada  di  luar
          batas—atau  berada  pada  wilayah  arsiran—antara  realitas  ekstra
          mental dengan realitas mental. Sebagaimana kehadiran Tuhan yang
          muncul dalam kesadaran maupun dalam pengalaman individu, de-
          mikian pula dengan realitas ekstra mental (realitas eksternal). Atau
          sebaliknya. Keduanya adekuat sejauh bisa ditangkap melalui bahasa
          dan pengalaman.
                 Pendudukan universal dan nisbi dalam rantai hierarki ontol-
          ogis—dalam Ibn Sina—karena itu bisa dipahami sejauh kemungk-
          inan ‘bahasa’ dan kemungkinan ‘pengalaman’.

          Psikologi dan Kenaikan Bertahap (Graduan Ascent)
          Dalam paruh terakhir Isyarat: Fisika, kita akan dibawa pada pembuk-
          tian mengenai keberadaan jiwa.  Karena secara tidak langsung—
                                       22
          seperti  pembicaraan  kita  di  atas  tentang  proses  aktualitas  pen-
          ciptaan—menunjukkan bahwa proses inteleksi itu dilanjutkan lagi
          di  tataran  realitas  oleh  manusia.  Dengan  aspek  keberpikirannya
          manusia dapat mengaktualkan diri dengan proses intelek. Proses
          inilah kemudian yang menimbulkan kesadaran secara menyeluruh
          dan atau secara partikular. Dari daya ini kemudian diadaptasi pada



          100 | IBN SINA
   95   96   97   98   99   100   101   102   103   104   105