Page 66 - ISYARAT DAN PERHATIAN_FISIKA (IBN SINA)_CETAK
P. 66
Kekuatan ini diikuti oleh kekuatan lain yang muncul pada jiwa
saat pemahaman utama muncul padanya. Dengan kekuatan ini
jiwa dipersiapkan untuk memperoleh [pemahaman] kedua (h.
390), baik melalui pikiran, yakni pohon zaitun ketika lemah,
atau dengan intuisi, yang juga merupakan minyak saat lebih
kuat dari itu. Kekuatan ini disebut intelek habituasi (al-‘aql
bil-malakha). Ini adalah kacanya.
Kekuatan yang mulia dan aktual di antara ini semua adalah
yang paling murni (h. 391) yang minyaknya hampir-hampir
menyala bahkan tanpa tersentuh api. 15
Setelah itu, kekuatan dan kesempurnaan terdapat pada jiwa.
Mengenai kesempurnaan, itu [diperoleh dengan] jiwa dan pe-
mahaman muncul padanya dalam aktualitas, dengan cara di
mana mereka dipandang sebagai yang terepresentasi dalam
pikiran. Ini merupakan cahaya di atas cahaya. Sementara
kekuatan, itu termasuk padanya untuk mendapatkan pemaha-
man yang telah diperoleh, yang telah dicapai, seperti yang di-
lihat kapan pun jiwa kehendaki tanpa memerlukan perolehan
(kembali). Ini adalah lenteranya.
Kesempurnaan ini disebut intelek perolehan (‘aql mustafad) (h.
392), dan kekuatan ini disebut intelek aktual (‘aql bil-fi’l). Yang
membawa habitus menjadi aktualitas sempurna dan juga yang
material menjadi habitus adalah intelek agen (al-‘aql al-fa’’al).
Ini adalah apinya.
15 Menarik bahwa Ibn Sina mengibaratkan struktur fakultas akal
dengan “ayat cahaya” (QS. An-Nur [24]: 35 ]—penerj.
66 | IBN SINA