Page 117 - E-BOOK ZAT ADITIF
P. 117

BAB 7


                                                 ZAT PENGAWET

              A.  Definisi Zat Pengawet

                     Zat pengawet adalah bahan tambahan pangan yang dapat mencegah atau menghambat

              proses fermentasi, pengasaman, atau penguraian lain terhadap makanan yang disebabkan oleh
              mikroorganisme. Bahan tambahan pangan ini biasanya ditambahkan ke dalam makanan yang

              mudah rusak, atau makanan yang disukai sebagai media tumbuhnya bakteri atau jamur, misalnya

              pada produk daging, buah-buahan, dan lain-lain.

                     Pengawet yang banyak dijual di pasaran dan digunakan untuk mengawetkan berbagai

              bahan  pangan  adalah  benzoat,  yang  umumnya  terdapat  dalam  bentuk  natrium  benzoat  atau
              kalium benzoat yang bersifat lebih mudah larut. Benzoat sering digunakan untuk mengawetkan

              berbagai pangan dan minuman, seperti sari buah, minuman ringan, saus tomat, saus sambal,

              selai,  jeli,  manisan,  kecap,  dan  lain-lain.  Zat  pengawet  adalah  senyawa  yang  mampu
              menghambat dan menghentikan proses fermentasi, pengasaman, atau bentuk kerusakan lainnya,

              atau bahan yang dapat memberikan perlindungan bahan pangan dari pembusukan.

              B.  Mekanisme Zat Pengawet

                     Mekanisme kerja senyawa antimikroba berbeda-beda antara senyawa yang satu dengan

              yang lain, meskipun tujuan akhirnya sama, yaitu menghambat atau menghentikan pertumbuhan

              mikroba. Larutan garam NaCl dan gula yang digunakan sebagai bahan pengawet seharusnya
              lebih pekat daripada sitoplasma dalam sel mikroorganisme. Oleh sebab itu, air akan keluar dalam

              sel dan sel menjadi kering atau mengalami dehidrasi.

                     Kerja asam sebagai bahan pengawet tergantung pada pengaruhnya terhadap pertumbuhan

              mikroorganisme,  seperti  bakteri,  khamir,  dan  kapang  yang  tumbuh  pada  bahan  pangan.
              Penambahan  asam  berarti  menurunkan  pH  yang  disertai  dengan  naiknya  konsentrasi  ion

              hidrogen (H), dan dijumpai bahwa pH rendah lebih besar penghambatannya pada pertumbuhan

              mikroorganisme. Asam digunakan sebagai pengatur pH sampai pada harga yang bersifat toksik
              untuk  mikroorganisme  dalam  bahan  pangan.  Efektivitas  suatu  asam  dalam  menurunkan  pH

              tergantung pada kekuatan (strength), yaitu derajat ionisasi asam dan konsentrasi, yaitu jumlah

              asam  dalam  volume  tertentu  (misalnya  molaritas).  Jadi,  asam  keras  lebih  efektif  dalam
              menurunkan pH apabila dibandingkan dengan asam lemah pada konsentrasi yang sama.
   112   113   114   115   116   117   118   119   120   121   122