Page 114 - E-BOOK ZAT ADITIF
P. 114
2. Ekstraksi
Zat pengental dan penstabil sering kali terikat pada matriks makanan. Oleh karena itu,
langkah selanjutnya adalah melakukan ekstraksi zat-zat ini dari matriks makanan menggunakan
pelarut yang sesuai. Metode ekstraksi yang digunakan akan bergantung pada sifat kimia dari zat
pengental dan penstabil tersebut.
3. Pemisahan dan Identifikasi
Setelah ekstraksi, zat pengental dan penstabil dipisahkan dan diidentifikasi
menggunakan teknik analisis seperti kromatografi cair-tanah (HPLC), kromatografi gas-tanah
(GC), atau spektroskopi (misalnya spektroskopi massa atau spektroskopi inframerah).
Identifikasi zat-zat ini penting untuk memastikan bahwa analisis dilakukan dengan akurat.
4. Kuantifikasi
Setelah identifikasi, konsentrasi zat pengental dan penstabil dalam sampel produk diukur.
Ini dilakukan menggunakan teknik kuantitatif yang sesuai, seperti HPLC atau GC, dengan
menggunakan standar internal atau eksternal untuk kalibrasi.
5. Validasi Metode
Metode analisis yang digunakan harus divalidasi untuk memastikan keakuratannya dan
keandalannya. Validasi metode melibatkan pengujian parameter seperti spesifisitas, linearitas,
presisi, keberulangan, batas deteksi, dan batas kuantifikasi.
6. Evaluasi Kepatuhan
Hasil analisis dievaluasi untuk memastikan bahwa produk pangan mematuhi batasan atau
regulasi yang berlaku terkait penggunaan zat pengental dan penstabil. Ini melibatkan
perbandingan hasil analisis dengan batas maksimum yang diizinkan oleh otoritas pengawas
pangan yang berlaku.
7. Pelaporan
Hasil analisis dilaporkan dalam format yang sesuai, biasanya mencakup informasi
tentang metode analisis yang digunakan, identifikasi zat pengental dan penstabil, konsentrasi
yang diukur, dan kesimpulan terkait dengan kepatuhan produk terhadap peraturan yang berlaku.
Dengan melakukan analisis kimia yang cermat, produsen dan otoritas pengawas pangan dapat
memastikan bahwa produk pangan yang dijual kepada konsumen aman, berkualitas, dan
memenuhi standar yang ditetapkan.