Page 119 - E-BOOK ZAT ADITIF
P. 119
C. Jenis-jenis zat pengawet
Zat pengawet terdiri dari senyawa anorganik dan organik dalam bentuk asam dan
garamnya, berikut penjelasannya:
1. Zat Pengawet Anorganik
Zat pengawet anorganik yang masih sering dipakai adalah sulfit, hidrogen peroksida,
nitrat, dan nitrit. Sulfit digunakan dalam bentuk gas SO2, garam Na atau K sulfit, bisulfit, dan
metabisulfit. Bentuk efektifnya sebagai pengawet adalah asam sulfit yang tidak terdisosiasi dan
terutama terbentuk pH di bawah 3. Molekul sulfit lebih mudah menembus dinding sel mikroba
bereaksi dengan asetaldehid membentuk senyawa yang tidak dapat di fermentasi oleh enzim
mikroba, mereduksi ikatan disulfida enzim, dan bereaksi dengan keton membentuk
hidroksisulfonat yang dapat menghambat mekanisme pernapasan.
Selain sebagai pengawet, sulfit dapat berinteraksi dengan gugus karbonil. Hasil reaksi
itu akan mengikat melanoidin sehingga mencegah timbulnya warna cokelat. Sulfur dioksida juga
dapat berfungsi sebagai antioksidan dan meningkatkan daya kembang terigu. Garam nitrat dan
nitrit umumnya digunakan pada proses curing daging untuk memperoleh warna yang baik dan
mencegah pertumbuhan mikroba seperti Clostridium botulinum, suatu bakteri yang dapat
memproduksi racun yang mematikan. Akhirnya, nitrit dan nitrat banyak digunakan sebagai
bahan pengawet tidak saja pada produk-produk daging, tetapi juga pada ikan dan keju.
Penggunaan bahan ini menjadi semakin luas karena manfaat nitrit dalam pengolahan
daging (seperti sosis, kornet, ham, dan hamburger) selain sebagai pembentuk warna dan bahan
pengawet antimikroba, juga berfungsi sebagai pembentuk aroma dan cita rasa (flavour).
Penggunaan Na-nitrit sebagai pengawet untuk mempertahankan warna daging atau ikan ternyata
menimbulkan efek yang membahayakan. Nitrit dapat berikatan dengan amino atau amida dan
membentuk turunan nitrosamin yang bersifat toksik. Reaksi pembentukan nitrosamin dalam
pengolahan atau dalam perut yang bersuasana asam.
2. Zat Pengawet Organik
Zat pengawet organik lebih banyak dipakai daripada yang anorganik karena bahan ini
lebih mudah dibuat. Bahan organik digunakan baik dalam bentuk asam maupun dalam bentuk
garamnya. Zat kimia yang sering dipakai sebagai bahan pengawet ialah asam sorbat, asam
propionat, asam benzoat, asam asetat, dan epoksida.