Page 149 - E-BOOK ZAT ADITIF
P. 149
2. Dulsin
Dulsin juga dikenal dengan nama perdagangan sucrol, valsin merupakan senyawa p-
etoxiphenil-urea, p-phenetilurea, atau p-phenetolkarbamida dengan rumus C9H12N2O2. Dulsin
dalam bahan pangan digunakan sebagai pengganti sukrosa bagi orang yang perlu diet karena
dulsin tersebut tidak mempunyai nilai gizi
Gambar 9.2 Struktur kimia Dulsin
Sumber: Wikipedia.com
Konsumsi dulsin yang berlebihan akan menimbulkan dampak yang membahayakan
terhadap kesehatan, karena ternyata dosis kematian (lethal dose) pada anjing sebesar 1,0 g1/2 kg
berat badan. Permenkes No. 722 Tahun 1988 tidak mengizinkan untuk mengonsumsi dulsin.
Kaitan dengan sifatnya yang beracun inilah dulsin tidak diizinkan oleh FDA (Food and Drug
Administration) untuk dipakai sebagai pemanis bahan pangan di Amerika Serikat.
3. Formalin (Formaldehida)
Formalin merupakan cairan jernih yang tidak berwarna atau hampir tidak berwarna
dengan bau yang menusuk, uapnya merangsang selaput lendir hidung dan tenggorokan, dan rasa
membakar. Bobot tiap mililiter ialah 1,08 gram. Dapat bercampur dalam air dan alkohol, tetapi
tidak bercampur dalam kloroform dan eter. Sifatnya yang mudah larut dalam air dikarenakan
adanya elektron sunyi pada oksigen sehingga dapat mengadakan ikatan hidrogen molekul air
(Fessenden, 1986).
Menurut Efendi (2004), formalin adalah larutan formaldehid (30-40%) dalam air dan
merupakan anggota paling sederhana dan kelompok aldehid dengan rumus kimia HCHO.
Formalin merupakan antiseptik untuk membunuh bakteri dan kapang, dalam konsentrasi rendah
2-8%, terutama digunakan untuk menyucihamakan peralatan kedokteran, atau untuk
mengawetkan mayat dan spesimen biologi lainnya. Menurut Muchtadi (1995), bila tahu
direndam dalam larutan formalin 2% selama 3 menit dapat memperpanjang daya tahan
simpannya pada suhu ruang selama 4-5 hari. Sedangkan tahu kontrol hanya bertahan 1-2 hari
dengan cara direndam dalam air.