Page 14 - Modul Pembelajaran Sejarah - Perlawanan Rakyat Daerah terhadap Penjajahan Bangsa Eropa
P. 14

Tuntutan  VOC  terhadap  Makasar  ditentang  oleh  Sultan  Hasanudin

                          dalam bentuk perlawanan dan penolakan semua bentuk isi tuntutan yang
                          diajukan oleh VOC. Oleh karena itu, kompeni selalu berusaha mencari jalan

                          untuk  menghancurkan  Makassar  sehingga  terjadilah  beberapa  kali
                          pertempuran antara rakyat Makassar melawan VOC.

                          Pertempuran  pertama  terjadi  pada  tahun  1633  dan  pertempuran  kedua

                          terjadi  pada  tahun  1654.  Kedua  pertempuran  tersebut  diawali  dengan
                          perilaku VOC yang berusaha menghalang-halangi pedagang yang masuk

                          maupun  keluar  Pelabuhan  Makasar.  Dua  kali  upaya  VOC  tersebut
                          mengalami  kegagalan  karena  pelaut  Makasar  memberikan  perlawanan

                          sengit terhadap kompeni. Pertempuran ketiga terjadi tahun 1666  –  1667

                          dalam bentuk perang besar.
                              Ketika  VOC  menyerbu  Makasar,  pasukan  kompeni  dibantu  oleh

                          pasukan Raja Bone (Aru Palaka) dan Pasukan Kapten Yonker dari Ambon.
                          Pasukan  angkatan  laut  VOC,  yang  dipimpin  oleh  Speelman,  menyerang

                          pelabuhan Makasar dari laut, sedangkan pasukan Aru Palaka mendarat di
                          Bonthain  dan  berhasil  mendorong  suku  Bugis  agar  melakukan

                          pemberontakan terhadap Sultan Hasanudin serta melakukan penyerbuan

                          ke Makasar.
                              Peperangan berlangsung seru dan cukup lama, tetapi pada saat itu Kota

                          Makassar masih dapat dipertahankan oleh Sultan Hasanudin. Pada akhir
                          kesempatan  itu,  Sultan  Hasanudin  terdesak  dan  dipaksa  untuk

                          menandatangani perjanjian perdamaian di Desa Bongaya pada tahun 1667.
                              Perlawanan rakyat Makasar akhirnya mengalami kegagalan. Salah satu

                          faktor penyebab kegagalan rakyat Makasar adalah keberhasilan politik adu

                          domba  Belanda  terhadap  Sultan  Hasanudin  dengan  Aru  Palaka.
                          Perlawanan  rakyat  Makasar  selanjutnya  dilakukan  dalam  bentuk  lain,

                          seperti  membantu  Trunojoyo  dan  rakyat  Banten  setiap  melakukan

                          perlawanan terhadap VOC.
                              Sultan Hasanuddin dipaksa menandatangani Perjanjian Bongaya pada

                          tanggal 18 November 1667, yang isinya:
                          -  Wilayah  Makasar  terbatas  pada  Goa,  wilayah  Bone  dikembalikan

                              kepada Aru Palaka.
                          -  Kapal Makasar dilarang berlayar tanpa izin VOC.
   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18   19