Page 16 - Modul Pembelajaran Sejarah - Perlawanan Rakyat Daerah terhadap Penjajahan Bangsa Eropa
P. 16
secara layak. Inilah penyebab utama meletusnya Perang Maluku yang
dipimpin Kapitan Pattimura. Pada tanggal 15 Mei 1817, pasukan Pattimura
mengadakan penyerbuan ke Benteng Duurstede. Di Saparua, perang
berlangsung hingga Agustus 1817, di mana Pattimura menggunakan
strategi dengan melakukan gerilya. Gerakan perlawanan dimulai dengan
menghancurkan kapal-kapal Belanda di pelabuhan. Para pejuang Maluku
kemudian menuju Benteng Duurstede. Ternyata di benteng itu sudah
berkumpul pasukan Belanda. Dengan demikian terjadilah pertempuran
antara para pejuang Maluku melawan pasukan Belanda. Dalam perang itu
pasukan Belanda dipimpin oleh Residen van den Berg. Sementara dari
pihak para pejuang dipimpin oleh para tokoh lain seperti Christina Martha
Tiahahu, Thomas Pattiwwail, dan Lucas Latumahina. Dalam penyerangan
tersebut, Benteng Duurstede dapat diduduki oleh pasukan Pattimura
bahkan residen van den Berg beserta keluarganya tewas.
Akhirnya Belanda mengerahkan semua kekuatannya termasuk bantuan
dari Batavia untuk merebut kembali Benteng Duurstede. Bulan Agustus
1817 Saparua diblokade, Benteng Duurstede dikepung disertai tembakan
Meriam yang bertubi-tubi. Satu persatu perlawanan di luar benteng dapat
dipatahkan. Daerah di kepulauan itu jatuh kembali ke tangan Belanda.
Dalam kondisi yang demikian itu Pattimura memerintahkan pasukannya
untuk meloloskan diri dan meninggalkan tempat pertahanannya. Dengan
demikian, Benteng Duurstede berhasil dikuasai Belanda kembali. Pattimura
dan pengikutnya terus melawan dengan gerilya. Tetapi pada bulan
November beberapa pembantu Pattimura tertangkap seperti Kapitan
Paulus Tiahahu (ayah Christina Martha Tiahahu) yang kemudian dijatuhi
hukuman mati. Mendengar peristiwa ini Christina Martha Tiahahu marah
dan segera pergi ke hutan untuk bergerilya.
Belanda tidak akan puas sebelum dapat menangkap Pattimura. Bahkan,
Belanda mengumumkan kepada siapa saja yang dapat menangkap
Pattimura akan diberi hadiah 1.000 gulden. Setelah enam bulan memimpin
perlawanan, akhirnya Pattimura tertangkap. Pada tanggal 16 Desember
1817 Pattimura dihukum gantung di alun-alun Kota Ambon. Christina
Martha Tiahahu yang berusaha melanjutkan perang gerilya akhirnya juga
tertangkap. Ia tidak dihukum mati tetapi bersama 39 orang lainnya dibuang