Page 1 - PENGDEFINISIAN INTEGRAL (Magang Enggar MPMAT)
P. 1

ANALISIS REAL-S1
                                                                                            Pertemuan Ke-13
                                                                                           29 Desember 2020


                                               PENDEFINISIAN INTEGRAL

          A. Pertisi

             Diberikan interval tertutup [a, b] dengan    <   .
             Berdasarkan teorema kepadatan (denstitas) bilangan real, maka terdapat bilangan real     dengan sifat
                                                                                                 1
                <    <    selanjutnya
                  1

             ⚫   Untuk    <    , maka terdapat bilangan real     dengan sifat    <    <   
                                                                           1
                                                            2
                        1
                                                                                2
             ⚫   Untuk    <   , maka terdapat bilangan real     dengan sifat    <    <   
                        2
                                                           3
                                                                           2
                                                                                3
             Jika proses ini diteruskan akan diperoleh bilangan-bilangan real    ,    ,    , … ,     dengan sifat
                                                                                           
                                                                            1
                                                                                  3
                                                                               2
                                                =    <    <    < ⋯ <    =    .
                                                        2
                                                                          
                                                             3
                                                  1
             Sehingga terbentuk subinterval
                                               [   ,    ], [   ,    ], … , [     −1 ,    ]
                                                             2
                                                                            
                                                     1
                                                         1
                                                 0


                                                Gambar 1. Partisi pada [a,b]
             Dari  uraian  di  atas  diperoleh  informasi  bahwa  setiap  interval  [a,b]  selalu  dapat  dikuntruksi  suatu

             himpunan  titik-titik  terurut  berhingga     = {   =    ,    ,    ,    , … ,    =   }  yang  disebut  partisi.  Jadi
                                                                                
                                                                        3
                                                                     2
                                                                 1
                                                              0
             partisi haruslah sebuah himpunan terurut. Selanjutnya, norma (mesh) partisi π yang dinotasikan ‖  ‖
             didefinisikan sebagai
                                         ‖  ‖ = max{(   −      −1 )} :    = 1,2,3, … ,   
                                                          
             Contoh

             Diberikan contoh partisi dan bukan partisi pada interval I =[0,1].

             1.    = {0,1} adalah partisi pada interval [a,b] dengan ‖  ‖ =       {1 − 0} = 1
                 1

                        1 1
             2.    = {0, , , 1} adalah partisi pada interval [a,b] dengan
                 2
                        3 2
   1   2   3   4   5   6