Page 18 - BAB IX - ELEKTROKIMIA DAN ELEKTROLISIS
P. 18
dapat dijelaskan dengan elektrokimia. Besi cukup reaktif, apabila dibiarkan di udara
terbuka untuk beberapa lama besi akan mengalami perubahan warna yang lazim disebut
perkaratan besi. Jadi, secara kimia, korosi adalah kerusakan logam akibat reaksi redoks
antara suatu logam dengan berbagai zat di lingkungannya yang menghasilkan senyawa-
senyawa yang tidak diinginkan. Berbagai proses elektroda memerlukan potensial
elektroda yang lebih besar dari perhitungan. Potensial tambahan ini disebut “over
voltgae”. Besi berkarat karena terbentuk Fe2O3 n H2O.
Korosi terjadi karena sebagian logam mudak teroksidasi dengan melepas elektron
di udara dan membentuk oksida logam. Mudah tidaknya logam terkorosi atau berkarat
dapat dipahami dari deret volta. Sebagai contoh Fe (E = -44 V) lebih mudah terkorosi
0
dibandingkan dengan Ag (E = +0,8 V)
0
Sumber : (a) https://bit.ly/4bRJlXJ (b) https://bit.ly/3yzJKjc
Gambar (a). Korosi Pada Besi (b) Korosi Pada Perak
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Korosi
Korosi besi dapat terjadi karena beberapa faktor. Faktor-faktor yang
mempengaruhi korosi dijelaskn sebagai berikut:
a. Suhu
Kenaikan suhu akan menyebabkan bertambahnya kecepatan reaksi korosi. Hal
tersebut terjadi karena semakin tinggi suhu maka energi kinetik dari partikel-partikel
yang bereaksi akan meningkat sehingga melampui besarnta harga ebergi aktivasi.
Akibatnya laju kecepatan reaksi (korosi) juga akan semakin cepat, begitu juga
sebaliknya.
b. Konsentrasi Bahan Korosif
Banyaknya kontak secara fisik antara media korosif terhadap logam sangat
berpengaruh, sebab media korosif mengandung ion-ion aktif yang bergerak secara