Page 78 - FIX_MODUL SUFA FLIP BOOK
P. 78

dan ALRI di kedua daerah ini dengan mudah dipatahkan, kedua pasukan ini segera

               bergerak  mundur  bergabung  dengan  pasukan  lain  di  lini  pertahanan  berikutnya.

               Saat  serangan  musuh  ke  Situbondo,  yang  gugur  ditembak  mati  pasukan  Belanda
               Rasadi  di  Situbondo.  Selain  itu,  pasukan  Lettu  Isn  Soetaryo  yang  bertugas  di

               simpang  tiga  Besuki  Pasir  Putih  juga  terlibat  kontak  senjata  dengan  pasukan

               Belanda.  Dalam  kontak  senjata  ini  gugur  Sersan  Ismail  dan  3  anggota  pasukan,

               sementara  7  korban  lainnya  luka-luka  dan  pasukan  segera  mundur  ke  daerah

               Curahdami.


                       Setelah  berhasil  menguasai  Situbondo  dan  Prajegan,  basis  penyerangan  ke

               Bondowoso  kemudian  dipusatkan  di  Prajegan.  Berikutnya  Bondowoso  mulai
               diserang  musuh.  Penyerangan  ini  diawali  dengan  tembakan-tembakan  artileri

               kearah  kubu-kubu  pertahanan  pejuang.  Kemudian,  musuh  dengan  dipelopori

               pasukan  lapis  baja  dan  pesawat  udara  yang  memborbardir  daerah  yang  akan

               dilewati  mulai  bergerak  menerobos  pertahanan  pejuang.  Barikade-berikade  yang

               dipasang Geni Pioner bersama rakyat dengan mudah dilewati. Dalam serangan ini,
               Prajurit Sasmito yang saat itu tengah bertugas mengawal pengiriman peluru dengan

               truck Gurkha dari Bondowoso ke Klabang hancur luluh tubuhnya ketika truck yang

               ditumpanginya  memedak  tertembak  kapal  terbang  musuh  di  pertigaan  Kampung

               Arab  Bondowoso.  Korban  lainnya  adalah  Prajurit  Emodin  ditembak  musuh  di

               Kalitapen, Prajurit Soedadi dan juga Dja’is.


                       Perlawanan  frontal  pejuang  baru  terjadi  ketika  musuh  memasuki  kota

               Bondowoso, ajang pertempuran berkobar di seluruh pelosok kota. Namun, karena

               jumlah personil dan bersenjata tidak seimbang maka dalam waktu yang tidak terlalu
               lama perlawanan pasukan pun menjadi semakin lemah. Untuk menghindari terus

               bertambahnya  korban,  Mayor  EJ.  Magenda,  sambil  terus  berkeliling  dengan

               kudanya di medan pertempuran, kemudian mengintruksikan pasukan untuk











                                 E-MODUL PEMBELAJARAN SEJARAH BERBASIS INKUIRI  71
   73   74   75   76   77   78   79   80   81   82   83