Page 81 - FIX_MODUL SUFA FLIP BOOK
P. 81
D. Perang Gerilya
1. Pembentukan divisi 1 Jawa Timur
Menyusul terus meluasnya aksi Belanda ke daerah-daerah Republik yang
bertentangan dengan ketentuan yang diatur dalam perjanjian Renville Panglima
Besar Sudirman melalui siasat nomor 1 menginstruksikan agar pasukan kembali ke
daerah asalnya dan melanjutkan perjuangannya secara bergerilya. Perintah ini
ditindaklanjuti dengan dilantiknya kesatuan divisi 1 Jawa Timur dibawah Kolonel
Soengkono Oleh wakil Panglima Besar Sudirman Kolonel AH. Nasution di lapangan
KOA Kediri Pada Tahun 1948 pelantikan divisi berjalan tegang Karena pada saat
yang bersamaan ada berita bahwa Yogyakarta telah diduduki Belanda Bung Karno
dan Bung Hatta berhasil ditawan pula oleh mereka. berita yang masih meragukan
itu tidak mengurangi semaraknya pelantikan karena acara ini juga merupakan
pertanda akan dimulainya lagi perjuangan mengusir musuh dari tanah air
semaraknya pelantikan di tandai dengan kehadiran demikian beragamnya
masyarakat dari mulai anak-anak sekolah organisasi kelaskaran dan perjuangan
kesatuan-kesatuan Tentara yang dipimpin pasukan perwira berkuda para pejabat
militer dan sipil lainnya.
Para perwira berkuda sempat menjadi tontonan yang menggelikan yakni
ketika pedang samurai yang dipakai para perwira penunggang kuda memukul
pantat kuda saat berjalan yang menyebabkan kaget dan sukar dikendalikan
binatang tersebut kuda-kuda kemudian melonjak kaget dan pasukan berkuda pun
menjadi kacau bahkan ada perwira yang sempat terjatuh dari kudanya karena
lonjakan kuda tersebut turut dilantik pada acara tersebut 2 Brigade di jajaran divisi 1
Jawa Timur yaitu Brigade Hayam Wuruk dibawah Mayor Pramu Harjo dan Brigade
3 Damarwulan di bawah Letkol Moh. Soerodji. Brigade 3 Damarwulan membawahi
3 Batalyon 25 di bawah Mayor Saifuddin 26 dipimpin mayor EJ magenda dan
Batalyon 27 dibawah Letkol Abdul Rivai serta satu kesatuan dekking.
E-MODUL PEMBELAJARAN SEJARAH BERBASIS INKUIRI 74