Page 8 - Motherless World
P. 8
Voice from the Ad (soft but authoritative):
"New-nesia, the city of the future. Thanks to the Eternal Youth Program, we are all given a second
chance at life. No more sickness, no more aging, no more burdens of the past. We have become a
perfect society, free of the old cycle of life and death. Children are unnecessary in our new world.
Together, we build the future—forever young, forever strong."
Suara dari Iklan (lembut tetapi berwibawa):
"New-nesia, kota masa depan. Berkat Program Pemuda Abadi, kita semua diberi kesempatan kedua dalam
hidup. Tidak ada lagi penyakit, tidak ada lagi penuaan, tidak ada lagi beban masa lalu. Kita telah menjadi
masyarakat yang sempurna, bebas dari siklus kehidupan dan kematian yang lama. Anak-anak tidak diperlukan
di dunia baru kita. Bersama-sama, kita membangun masa depan—selalu muda, selamanya kuat."
The screen flickers with images of smiling faces, impossibly young and vibrant. The symbol of the
Government—an abstract, shining sun—glows in the background. The message is clear: The
Government of New-nesia is all-powerful, all-seeing, and completely in control.
Layar berkedip-kedip dengan gambar wajah-wajah yang tersenyum, sangat muda dan bersemangat. Simbol
Pemerintah—matahari yang abstrak dan bersinar—bersinar di latar belakang. Pesannya jelas: Pemerintah New-
nesia sangat berkuasa, mahatahu, dan memegang kendali penuh.
Javi: (voice bitter)
“Perfect society, huh? All I see are the same faces over and over, just younger. And bodies we leave in
the shadows.”
Javi: (suara getir)
“Masyarakat yang sempurna, ya? Yang kulihat hanyalah wajah-wajah yang sama berulang kali, hanya saja
lebih muda. Dan tubuh-tubuh yang kita tinggalkan dalam bayang-bayang.”
Lleona: (rolling her eyes)
“Don’t start. Look, I don’t like the job either. But it’s what keeps us alive. What keeps New-nesia
thriving. The serum has made us immortal, Javi. The world doesn’t need kids running around. We
don’t need them anymore.”
Lleona: (memutar matanya)
“Jangan mulai. Begini, aku juga tidak suka pekerjaan ini. Tapi itulah yang membuat kita tetap hidup. Yang
membuat New-nesia terus berkembang. Serum itu telah membuat kita abadi, Javi. Dunia tidak membutuhkan
anak-anak yang berlarian ke sana kemari. Kita tidak membutuhkan mereka lagi.”
Javi: (tired, muttering)
“Immortal... if you don’t mind living with the blood on your hands.”
Javi: (lelah, bergumam)
“Abadi... kalau kau tidak keberatan hidup dengan darah di tanganmu.”
8 | P a g e