Page 195 - D:\TAHUN AJARAN 2021 - 2022\software\bulan tereliye\
P. 195
Matahari akhirnya sempurna tenggelam. Malam kembali
tiba.
Aku menatap kejauhan. Ada kerlap-kerlip cahaya di se-
berang danau.
”Itu sepertinya perkampungan penduduk atau kota di
tepi danau.” Ily mendongak, ikut menyipitkan mata. ”Tidak
salah lagi, itu nyala lampu dari bangunan mereka.”
”Kalau begitu, di sekitar sini juga pasti ada perkampung-
an penduduk di tepi danau.” Ali bangkit berdiri. ”Kita bisa
mencarinya. Mungkin mereka punya perahu yang bisa di-
pinjam untuk menyeberang.”
Ily mengangguk. ”Kamu benar. Ayo, naik ke harimau
masing-masing.”
Kami bergerak menelusuri tepi danau, menuju ke selatan,
melewati rumput basah.
Setengah jam berlalu, sudah jauh sekali harimau kami
berlari, kami tidak menemukan perkampungan apa pun.
Seli mulai ragu-ragu, berkata bahwa mungkin satu-satunya
permukiman penduduk adalah yang kami lihat di seberang
sana, tujuan kami.
”Apakah kita terus menelusuri tepi danau, Ra?” Seli ber-
tanya.
Aku diam sejenak, menghentikan harimau. Sekitar kami
semakin gelap.
”Kita sudah kepalang tanggung, Ra, sebaiknya terus
maju.” Ily mengusulkan.
Kami kembali melanjutkan perjalanan, berharap di depan
sana akhirnya menemukan perkampungan nelayan. Sia-sia,
195
Isi-Bulan-2b.indd 195 2/10/2015 4:12:23 PM