Page 285 - D:\TAHUN AJARAN 2021 - 2022\software\bulan tereliye\
P. 285
Aku menerimanya, tetap bingung harus bilang apa. Seli!
Seharusnya dia ada di sini, bukan malah adu mulut dengan
Ali di pematang sawah.
***
Kejadian cepat itu mengubah situasi—meski tidak banyak.
Putri tetua kampung membaik setengah jam kemudian.
Tubuh dan bibirnya yang biru berangsur normal. Dia kem-
bali sadar, disambut tepuk tangan orang-orang yang ber-
kerumun. Dua anaknya yang masih balita memeluk ibunya
yang siuman. Juga tetua kampung, ayahnya, berseru penuh
syukur berkali-kali.
”Kalian dari mana saja? Aku membutuhkan kalian di
sini.” Aku mendelik ke arah Ali dan Seli yang akhirnya ikut
bergabung denganku dan Ily.
Seli menunjuk si biang kerok sumber masalahnya. Ali
balas melotot, menyalahkan Seli. Tetapi setidaknya mereka
berdua tidak melanjutkan pertengkaran saat tahu aku
sudah berhasil membantu korban gigitan ular berbisa.
Penduduk perkampungan tetap ingin mengusir kami.
Mereka tidak peduli kalau kami baru saja menolong salah
satu penduduk mereka. Tetapi tetua kampung, setelah di-
desak tabib, juga putrinya yang kami selamatkan, akhirnya
memutuskan kami bisa singgah sebentar. Itu pun hanya di
rumah tabib, selama satu jam, tidak lebih. Tabib akan me-
nyediakan makanan untuk kami.
285
Isi-Bulan-2b.indd 285 2/10/2015 4:12:25 PM

