Page 282 - D:\TAHUN AJARAN 2021 - 2022\software\bulan tereliye\
P. 282

”Kenapa? Mereka pantas mendapatkannya.” Ali menoleh.

               Wajahnya kesal.
                 ”Kita  kembali  ke  sana,  dan  kamu  ikut!  Atau  kulempar
               kamu  dari  pematang  ke  kubangan  sawah.”  Seli  melotot,
               mengangkat tangannya. Ali dan Seli jadi bertengkar gara-
               gara kejadian ini.

                 Aku mengabaikan pertengkaran Ali dan Seli. Aku sudah
               berlari ke perkampungan itu lagi. Ily menyusul di belakang-
               ku.
                 Pekerja yang digigit ular berbisa adalah putri satu-satu-
               nya  tetua  kampung,  usianya  tiga  puluhan.  Dia  ditidurkan

               di  salah  satu  balai-balai  bambu.  Orang-orang  mengeru-
               muninya  dengan  wajah  cemas.  Salah  satu  tabib  per-
               kampungan, ibu-ibu tua dengan rambut memutih berusaha
               memberikan  pertolongan.  Lima  menit  dia  berusaha,
               akhirnya menggeleng, menyerah.

                 ”Ularnya sangat berbisa. Racunnya cepat sekali menyebar
               ke seluruh tubuh,” tabib itu menjelaskan.
                 Tetua  kampung  pucat,  berseru  dengan  suara  bergetar.
               ”Kau harus menyelamatkan putriku!”
                 ”Aku  tidak  punya  penawarnya.  Racunnya  kuat  sekali.

               Obat yang kumiliki tidak akan membantu.” Tabib menghela
               napas prihatin.
                 Kami tiba di kerumunan saat putri tetua kampung mulai
               kejang-kejang,  dari  mulutnya  keluar  busa.  Penduduk  ber-
               seru jeri. Mereka tidak menyadari kami menyibak kerumun-

               an.

                                         282




       Isi-Bulan-2b.indd   282                                       2/10/2015   4:12:25 PM
   277   278   279   280   281   282   283   284   285   286   287