Page 12 - Sinar Tani Edisi 4103
P. 12
12 Edisi 17 - 23 September 2025 | No. 4103 Tahun LVI
Gizi Cukup,
Mutu Pendidikan
pun Terungkit
Mutu pendidikan ternyata
sangat dipengaruhi gizi
pada anak-anak. Karena itu,
Program Makan Bergizi Gratis
(MBG) menjadi jawaban
untuk meningkatkan mutu
pendidikan anak sekolah dari
TK/Paud hingga SMA.
akan Bergizi Ghafur menekankan, bahwa mutu lebih dahulu itu kemiskinan. Dan SPPG yang Beroperasi
Gratis adalah pendidikan sangat dipengaruhi oleh kemiskinan itu adalah penguatan Sementara itu data Badan Gizi
l an g k ah kondisi gizi individu, terutama di nutrisi bagi anak,” ucapnya. Nasional, perkembangan jumlah
stategis dalam kalangan anakanak dari keluarga Hanief juga mengungkapkan, Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi
mening katkan miskin di perkotaan. Pada satu sisi rendahnya mutu pendidikan dasar (SPPG) hingga Senin (8/9), tercatat
Mkualitas sumber bisa terlihat pengaruhnya paling di sejumlah wilayah Indonesia 7.477 SPPG sudah beroperasi di 38
daya manusia Indonesia dalam besar terhadap mutu pendidikan berkaitan erat dengan masalah gizi provinsi, 509 kabupaten, dan 7.022
mencetak generasi emas. Secara seseorang adalah faktor gizi. dan keterbatasan akses listrik. Hal kecamatan. Sementara itu, terdapat
demografi hal tersebut dapat “Jadi, faktor gizi itu sangat ini berdasarkan riset lapangan yang 11.754 SPPG yang masih dalam tahap
dijelaskan dengan data. Penduduk berpengaruh terhadap mutu. Dan dilakukan Bank Dunia (World Bank) pengajuan. Dengan demikian, total
Indonesia sampai saat ini masih mutu itu adalah karena gizi masing di kawasan kaki Gunung Rinjani, Nusa pendaftaran melalui portal mitra.
tumbuh sekitar 6 orang per menit masing individu,” katanya dalam Tenggara Barat (NTB), yang dikenal bgn.go.id sudah mencapai 29.501
atau 3 juta per tahun dan populasi BGN Talks yang ditayangkan melalui memiliki nilai akademik sekolah unit.
akan mencapai 234 juta pada tahun kanal Youtube Badan Gizi Nasional, dasar terendah secara nasional. Namun, masih ada lima
2045. beberapa waktu lalu. Setidaknya ada dua alasan kabupaten yang belum memiliki
Merujuk data anggota rumah Ia mencontohkan hasil riset mengapa World Bank menetapkan SPPG, baik operasional maupun
tangga berbasis penghasilan, dapat menunjukkan, keluarga miskin di lokasi penelitian di wilayah tersebut. dalam proses pengajuan, yakni
terlihat sumber pertumbuhan itu perkotaan lebih banyak mengon Pertama, faktor kemiskinan dan Pegunungan Arfak (Papua Barat),
berasal dari keluarga miskin dan sumsi gorengan daripada makanan gizi. Kedua, faktor lingkungan yang Sumba Tengah (NTT), Maibarat
rentan miskin, yaitu masingmasing pokok seperti nasi karena belum teraliri listrik. Riset tersebut dan Tamraw (Papua Barat Daya),
memiliki anggota rumah tangga keterbatasan ekonomi. “Kalau kita melibatkan kunjungan lapangan serta Mahakam Ulu (Kalimantan
4,78 dan 4,34. Kalau keduanya melihat misalnya orang miskin. oleh perwakilan World Bank untuk Timur).
dirata-ratakan akan memiliki angka Ternyata orang miskin di kota itu Asia, Maicucang dari Tiongkok, Kepala BGN, Dadan Hindayana
4,56. Angka 4,56. Artinya kalau ada lebih banyak bukan makan nasi tapi bersama perwakilan World Bank di menegaskan, pidaknya terus
100 keluarga miskin dan rentan makan gorengan. Itu hasil riset,” Jakarta, Erita Nurhalim, serta Hanief berupaya mempercepat verifikasi
miskin, maka 56 keluarga anaknya 3 ungkap Hanief. sendiri. agar target bulanan dapat tercapai.
dan 44 keluarga anaknya 2. Ia juga merujuk pada penelitian Selama dua hari, tim melakukan Pada Juli lalu, misalnya, target awal
Kepala Badan Gizi Nasional, yang dilakukan oleh Prof. Parsudi observasi terhadap kondisi desa 1.994 SPPG berhasil dilampaui
Dadan Hindayana menjelaskan, Suparian di Pasar Gaplok, Senen. desa di sekitar kawasan tersebut. dengan realisasi 2.391 unit. Angka
sekitar 60% anakanak dari Penelitian tersebut menemukan Temuan ini, menurut Hanief, ini setara dengan penerima manfaat
kalangan ini tidak punya akses yang asupan harian masyarakat miskin semakin memperkuat bukti bahwa sekitar tujuh juta orang. Pada
baik terhadap makanan dengan gizi didominasi makanan tinggi karbo kualitas pendidikan tidak bisa Agustus, target 7.000 SPPG juga
seimbang. Anakanak mereka juga hidrat, namun rendah nutrisi yang dilepaskan dari intervensi gizi dan berhasil terwujud dengan capaian
jarang minum susu karena tidak tidak mendukung perkembangan pembangunan infrastruktur dasar. 7.453 unit.
mampu beli susu. Padahal mereka otak dan kualitas pendidikan anak. “Dari hasil riset World Bank kenapa “Alhamdulillah, sejauh ini target
yang kini sekolah di TK, SD, sampai “Jadi, makan nasi itu adalah memilih di kaki Gunung Rinjani? selalu bisa tercapai. September ini
SMA dalam 20 tahun kemudian di sesuatu yang mahal. Apalagi kalau Ternyata pilihan itu bukan salah. kami ingin menambah 7.000 lagi. Di
2045 akan menjadi tenaga kerja hanya sekadar mi dan nasi, itu Karena di kaki Gunung Rinjani Oktober, target serupa kami pasang,
produktif. karbo semua. Ini yang membuat itu, nilai sekolah dasar terburuk di hingga akhirnya di akhir tahun total
Karena itu, jika tidak ada tindakan bukan gizinya makin meningkat, seluruh Indonesia, dibandingkan sekitar 31.000 SPPG, dengan 25.000
pencegahan melalui intervensi dari tapi karbohidrat. Itu memang dengan sekolah di seluruh di wilayah aglomerasi dan 6.000 di
pemerintah, maka dikhawatirkan menyegarkan, tapi tidak kemudian Indonesia,” ungkapnya. daerah terpencil,” ungkapnya.
mereka yang akan menjadi tenaga mengembangkan gizi yang kuat Sebagai bentuk intervensi, Untuk mengejar target ambisius
kerja produktif, kualitasnya rendah bagi nutrisi otak,” ujar Hanief. World Bank memberikan bantuan itu, BGN menerapkan strategi kerja
karena pertumbuhan otak dan Dalam konteks tersebut, Hanief berupa bahan makanan bergizi dan ekstra. “Hampir dua bulan ter
fisik tidak optimal. Untuk itulah menilai Program MBG merupa kan instalasi tenaga surya (solar cell) di akhir kami bekerja dari pagi hingga
pentingnya Program MBG ditujukan suatu kebijakan strategis nasional beberapa desa sebagai langkah awal malam, demi mempercepat veri fikasi
kepada anakanak sekolah, Balita, yang sangat tepat untuk mening perbaikan kondisi belajar. Karena itu dan memperbanyak SPPG. Bahkan
Ibu menyusui dan ibu hamil. katkan mutu. “Jadi memang Ia pun mendukung penuh Program kunjungan lapangan kami lakukan
Pakar Pendidikan yang juga Program MBG ini luar biasa dan itu MBG yang kini pemerintah jalankan untuk memastikan semua ber jalan
Guru Besar Program Kajian sudah menjadi komitmen sejak awal sebagai kebijakan strategis untuk sesuai harapan,” kata Dadan.
Strategis dan Global Universitas Presiden Prabowo dilantik, langsung memperbaiki kualitas sumber daya Biro Hukum dan
Indonesia (SKSG UI), Hanief Saha dia bergerak. Yang diumumkan manusia sejak usia sekolah. Humas Badan Gizi Nasional