Page 170 - eBook Manajemen Pengantar_Neat
P. 170

Kami punya keyakinan dan satu visi-misi, meski dulu sempat ragu,
             apakah orang mau jika untuk makan saja harus bayar untuk masuk Ancol?
             Tetapi kami pun berpikir, harus jadi istimewa. Restoran di pinggir laut. Di
             awal kami terseok-seok, kami berjuang, berpikir strategi yang harus
             dijalankan seperti apa agar orang tertarik.
                  Tiga tahun pertama kami operasi, boleh dibilang kami masih setengah
             mati. Mengalami kerugian. Mengubah image agar orang mau makan di
             dalam Ancol itu tidak gampang. Kami tidak bisa hanya menonjolkan rasa
             enak. Kami menemukan strategi-strategi harus seperti apa.
                  Pertama, kami kembangkan restoran yang memiliki pasar ikan. Selama
             ini orang pesan itu bymenu. Dengan pasar ikan ini, kami memersilakan
             pelanggan  untuk  membeli  ikan  apa,  seberapa  ukurannya,  tingkat
             kesegarannya juga bagaimana sehingga yang kami olah adalah yang mereka
             pilih. Kami berusaha memberikan ikan yang segar. Ikan kami tidak
             dibekukan. Karena kalau ikan dibekukan, kemudian dicairkan, tidak laku
             dibekukan lagi, dst pasti akan rusak. Penggemarseafood pasti akan tahu
             bedanya. Waktu awal memang kami kesulitan karena tidak tahu berapa
             banyak pengunjung, tetapi kami memiliki supplier yang baik, dua hari tidak
             laku, dia ambil.
                  Kedua,  kami  mengutamakan  pelayanan.  Kami  mengutamakan
             pelayanan harus cepat. Bagian pemotongan ikan, memasak, sampai
             makanan keluar, kami usahakan cepat dan tepat. Ketiga,entertaint. Kami
             tidak hanya jual makanan, tetapi juga suasana, makan di pinggir laut,
             menikmati suasana pantai. Kalau malam, kami berikan live music. Strong
             point keempat, dari sisi pricing. Margin kami memang kami kecilkan, kami
             berani main volume. Kami tarik lebih banyak tamu yang makan. Untuk
             kenaikan harga, kami benar-benar hati-hati. Kami tidak serta merta ketika
             LPG naik, dsb. Harga harus lebih baik. Kualitas pun demikian.

             Bisa diceritakan tonggak-tonggak perkembangan, kapan mulai
             melesat dan terus berekspansi?

                  Dari outlet pertama, kami cukup hati-hati membuka cabang. Kami
             membangun brand dulu. Padahal banyak sekali orang menawarkan kepada
             kami, tetapi kami tidak mau gegabah, sampai 2009 baru kami buka cabang
             kedua di Alam Sutera. Jadi ketika sudah baik brand-nya, baru kami buka.
             Outlet ketiga kami buka di Green Bay di Pluit. Sebelum mal dibangun
             oleh Podomoro, Podomoro menawarkan kami. Tetapi karena lokasi tidak
             terlalu jauh, kami bedakan dengan Bandar Djakarta. Tahun 2011 , kami
             buka Seafood City by Bandar Djakarta. Itu satu tingkat di atas. Produknya




               Implementasi Strategi                                          159
   165   166   167   168   169   170   171   172   173   174   175