Page 10 - Sinar Tani Edisi 4089
P. 10
10 Edisi 4 - 10 Juni 2025 | No. 4089 Tahun LV AG R I P ROFIL
H. Dimyati,
Suara Petani
di Gedung
Dewan
Bagi petani di Karawang, nama H. Dimyati
bukanlah sosok asing. Ia dikenal bukan
hanya sebagai anggota DPRD Karawang
dari Komisi II yang membidangi pertanian,
tetapi juga sebagai petani sejati yang
tumbuh dari tanah sawah Karawang Timur.
agi Dimyati, menjadi antara petani dan pemangku
pemimpin bukan soal kebijakan. “Kerjasama adalah
pidato indah, melainkan kunci. Termasuk lobi ke pemerintah
kesediaan untuk turun pusat agar infrastruktur diperbaiki,”
langsung ke lapangan. ujarnya.
BDengan cara itu, Dimyati saat ini mendorong
seorang pemimpin memberikan revitalisasi saluran irigasi, terutama
contoh kepada rakyatnya. “Kadang di desa-desa rawan kekeringan. memperkuat peran kelembagaan Jumlah petani milenial berumur
kita harus beri contoh di lapangan. “Saya tahu betul betapa sulitnya petani seperti Gabungan Kelompok 19–39 tahun paling banyak berada
Pastikan mesin pertanian, saluran akses air irigasi di beberapa desa. Tani (Gapoktan) dan Kelompok Tani di Jawa Timur sebesar 971,10 ribu
air, hingga kebutuhan pokok petani Tahun depan, insya Allah kita (Poktan) sebagai wadah aspirasi, orang, diikuti Jawa Tengah sebesar
benar-benar terpenuhi,” ungkapnya. bangun bendungan untuk wilayah serta ruang dialog antarpetani. 625,81 ribu orang, dan Jawa Barat
Meski kini duduk menjadi pemekaran seluas hampir 450 Tak hanya sebagai penyambung sebesar 543,04 ribu orang.
anggota dewan, tapi Dimyati tak hektar,” tambahnya dengan penuh suara, H. Dimyati juga berperan Sementara itu, petani milenial
pernah lupa akan asal usulnya. semangat. Namun demikian sebagai pemersatu di tengah yang berumur lebih dari 39 tahun
Ibaratnya, kacang tak akan lupa menurutnya, solusi teknis juga perlu perbedaan pandangan diantara dan menggunakan teknologi
sama kulitnya. “Sejak kecil saya dibarengi dengan semangat gotong kelompok tani. Baginya perbedaan digital sebanyak 10,59 juta orang
hidup di tengah sawah. Dunia royong. diantara petani adalah sesuatu (37,58 persen) dan petani yang
pertanian itu bukan hal baru buat Selain persoalan air yang kerap yang sangat wajar. “Perbedaan berumur kurang dari 19 tahun dan
saya, itu bagian dari hidup saya,” menjadi masalah bagi petani, itu wajar. Tapi duduk bersama bisa menggunakan teknologi digital
ujar Dimyati dalam sebuah acara Dimyati juga vokal mengkritisi menghasilkan keputusan terbaik,” sebanyak 5,61 ribu orang (0,02
bersama para ketua gabungan distribusi pupuk dan pestisida katanya bijak. persen).
kelompok tani (Gapoktan) dan yang tak ramah lingkungan. Kesadaran akan pentingnya Di mata para petani Karawang,
kelompok tugas KIN IPB kelas E94, Untuk itu, ia pun mendorong regenerasi petani juga menjadi sosok H. Dimyati bukan hanya
yang digelar di Saung Mang Nana hadirnya laboratorium mini di tiap perhatian serius Dimyati. Ia aktif legislator, tapi juga kawan
beberapa waktu lalu. UPTD kecamatan untuk menguji mempromosikan pertanian modern seperjuangan. “Pak Dimyati tahu
Sebagai legislator, H. Dimyati dampak bahan kimia terhadap kepada generasi muda. Bertani itu betul kesulitan kami. Air susah,
aktif memperjuangkan kebijakan tanah. “Pertanian berkelanjutan menurutnya, kini lebih modern, pupuk mahal, hasil tidak sebanding,
yang berpihak pada petani kecil. itu penting, jangan hanya mikir karena penggunaan alat tanam tapi kami tetap menanam. Dan
Namun lebih dari sekadar duduk panen cepat, tapi tanah jadi rusak,” otomatis, mesin panen combine, beliau hadir bersama kami,” tutur
di balik meja rapat, ia kerap turun tegasnya. hingga drone untuk penyemprotan Jaya, petani dari Karawang Timur.
langsung ke lapangan, mendengar Dimyati juga menyoroti persoalan tanaman. Bukan hanya itu, Jaya pun
keluhan, serta menyalurkan aspirasi harga gabah yang jatuh saat panen “Pertanian itu keren. Anak mengaku pentingnya komunikasi
petani dari akar rumput ke ruang- tiba. Karena itu, ia pun mendorong muda hanya butuh sistem yang dua arah dari petani kepada
ruang pengambilan keputusan. regulasi yang lebih adil bagi petani, membuat mereka yakin dan mau pemimpin daerah, termasuk
Dimyati menyadari benar seperti penetapan harga gabah. Saat turun ke sawah,” ujarnya optimis. anggota dewan perwakilan rakyat
persoalan-persoalan mendasar ini pemerintah telah menetapkan Bahkan dalam setiap kunjungan daerah. “Kami sering berdiskusi,
yang selama ini membelit dunia harga gabah kering panen (GKP) reses, ia mendorong program saling berbagi info dengan sesama
pertanian. Sebut saja, keterbatasan sebesar Rp 6.500/kg. Untuk itu ia pemberdayaan petani muda petani dan pihak dinas. Itu sangat
air, kelangkaan pupuk, minimnya berharap harga ini harus benar- sebagai kunci keberlanjutan sektor membantu kami untuk adaptasi,”
tenaga penyuluh lapangan (PPL), benar diterima petani. pertanian Karawang di masa depan. kata Jaya lagi.
dan persoalan pasca panen. Melihat Hasil Susenas BPS Tahun 2023, Dalam sosok H. Dimyati,
hal tersebut, Ia pun tak tinggal diam. Kelembagaan dan Regenerasi petani milenial tercatat sebanyak petani Karawang menemukan
Masalah klasik seperti krisis Petani 16,78 juta orang. Untuk petani harapan, bahwa suara mereka
air menjadi tantangan yang terus Sebagai sosok petani yang kini milenial berumur 19–39 tahun, tidak akan tenggelam dalam
dirinya perjuangkan solusinya. duduk sebagai anggota dewan di baik menggunakan maupun tidak deru pembangunan. Ia hadir
Bahkan menurutnya, perbaikan Karawang, Dimyati juga merasa menggunakan teknologi digital, ada dengan empati, pengalaman, dan
irigasi tak cukup hanya dengan perlu memperhatikan kelembagaan sebanyak 6,18 juta orang atau 21,93 solusi. Yagus/Farid/Elvis/Yusbi/
keluhan, tapi harus ada sinergi petani. Untuk itu, ia akan persen dari total petani di Indonesia. Herman

