Page 12 - Sinar Tani Edisi 4091
P. 12

12                         Edisi 18 - 24 Juni 2025  |  No. 4091 Tahun LV                                   A GRI W ACA N A


                                                       Lembaga Petani,



                                             Nafas PSR Berkelanjutan



                 udah    siapkah  Indonesia                                                                              sawit yang baik (good agricultural
                 menghadapi       European                                       Oleh:                                   practices). Dengan demikian pada
                 Union Deforestation Regu­                              Aldho Riski Irawan, S.Si                         setiap satu hektare lahan sawit,
                 lation (EUDR) yang sebentar              (Mahasiswa Pascasarjana Ilmu Ekonomi Pertanian IPB)            petani  yang  bergabung  dalam
        Slagi diberlakukan? Gagasan                               Dr Nia Kurniawati Hidayat, S.P., M.Si                  lembaga petani yang proaktif akan
         mengenai EUDR sudah ada sejak                             (Dosen Ilmu Ekonomi Pertanian IPB)                    miliki pendapatan per tahun 23 juta
         tahun 2013 setelah final report “The                                                                            lebih tinggi dibandingkan petani
         Impact European Union Consumption                                                                               lainnya.
         on Deforestation”.                   Kebijakan    Pertanian    (PSEKP),       Kondisi   yang    seperti   ini     Dengan pendapatan yang lebih
            Namun    dalam    kurun   waktu   Kementerian Pertanian (didanai oleh   memunculkan  pihak  ketiga  (calo)   tinggi, petani akan mengalokasikan
         lima tahun terakhir ini, Komisi      BPDPKS  yang  sekarang  menjadi       yang    mengakibatkan     ketidak    input  yang  lebih  banyak  untuk
         Uni Eropa sangat gencar dalam        BPDP) pernah melakukan kajian         efektifan  sistem.  Biaya  pihak  ketiga   meningkatkan   produksinya.
         membahas regulasi produk impor       akselerasi  program  PSR  di berbagai   ini dibebankan kepada petani yang   Berdasarkan hal tersebut, maka
         yang mengandung unsur deforestasi    sentra kelapa sawit di Indonesia.     akan   mendaftar   sebagai  calon    lembaga petani memiliki pengaruh
         hutan. Parlemen Uni Eropa akhirnya   Salah satu temuan kajian adalah       penerima program.                    yang signifikan terhadap percepatan
         menyetujui naskah EUDR pada 22       peran kelembagaan  petani  dalam         Meskipun    demikian,    masih    dan keberlanjutan program PSR.
         Oktober 2022 dan mulai diberlakukan   percepatan   dan    keberlanjutan    banyak juga ditemui lembaga petani     Lantas,   apakah    pemerintah
         untuk   perusahaan    besar   pada   program PSR. Bentuk kelembagaan       yang memang proaktif menjalankan     Indonesia    tetap    melanjutkan
         Desember 2025 serta Juli 2026 untuk   petani  tersebut  antara lain koperasi,   program PSR dengan cara menyerap   program  PSR  dengan    segala
         perusahaan kecil menengah.           kelompok tani, maupun gabungan        hasil panen petani, menjual sarana   permasalahan mendasar di tingkat
            Berdasarkan data FAO (2023),      kelompok tani.                        produksi pertanian terutama pupuk,   lembaga petani? Pemerintah perlu
         setiap tahunnya Indonesia meng­         Peran lembaga petani sangat        serta membuka akses pembiayaan       menyelesaikan       permasalahan
         ekspor CPO dan  produk turunannya    penting karena mulai dari pengajuan   kepada anggotanya. Setelah dikaji    sawit   dalam   kawasan     hutan
         ke Uni Eropa senilai 3,6  juta USD.   dokumen     hingga   pelaksanaan     lebih lanjut dengan menggunakan      melalui  sinergitas  lembaga  petani,
         Mengingat hal tersebut, pemerintah   replanting dikoordinasikan melalui    analisis dekomposisi, didapatkan     pemerintah daerah,  dan ATR/BPN
         Indonesia melaksanakan program       lembaga  petani  ini.  Pada  aspek    fakta  bahwa    lembaga    petani    untuk pendataan lahan petani by
         Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) sejak   percepatan program PSR, lembaga      yang proaktif berimplikasi pada      name by address.
         tahun 2017.                          petani   berperan   dalam   proses    peningkatan daya saing petani          Selain itu pemerintah Indonesia
            Tujuan dilaksanakannya program    administrasi dan seleksi internal     dalam hal harga, produksi dan        melalui     Badan       Pengelola
         PSR diantaranya untuk mening­        terhadap    anggota   yang    akan    pendapatan.                          Dana   Perkebunan    (BPDP)   dan
         katkan   produktivitas  perkebunan   mengajukan    program,   termasuk        Petani mendapatkan kejelasan      Kementerian Pertanian seyogianya
         kelapa sawit rakyat, meningkatkan    didalamnya dapat memilah lahan        harga  serta  harga   yang   lebih   lebih selektif dalam memberikan
         daya saing, dan untuk menjawab       sawit yang masih berada dalam         tinggi  sekitar  Rp50,00­Rp200,00    pembiayaan replanting perkebunan
         tantangan global terkait isu pem­    kawasan hutan.                        per kilo tandan buah segar (TBS)     kelapa sawit rakyat. Lembaga petani
         bangunan berkelanjutan.                 Selanjutnya,  peran    lembaga     dibandingkan   jika  menjual   ke    penerima program PSR didorong
            Dengan     demikian    program    petani   melaksanakan    replanting   tengkulak. Petani kelapa sawit yang   untuk bermitra dengan perusahaan
         ini  sekaligus   bertujuan   untuk   dan  me lakukan  pemantauan  serta    bergabung dalam lembaga petani       sehingga memotong rantai distribusi
         menertibkan lahan sawit rakyat       pembinaan     kepada   anggotanya     yang proaktif mampu memproduksi      yang tidak efektif.
         yang berada dalam kawasan hutan.     sampai tanaman sawit hasil replanting   TBS yang lebih tinggi 11,7 ton per   Penguatan     lembaga    petani
         Lebih lanjut, solusi penertiban lahan   menjadi tanaman meng hasilkan.     hektare per tahun dibandingkan       melalui suntikan modal ataupun
         sawit rakyat yang berada di kawasan     Namun     pada    kenyataannya,    petani  yang   tergabung   dalam     mempermudah akses kredit yang
         hutan diatur dalam Pasal 110A dan    beberapa lembaga petani hanya         lembaga yang tidak proaktif.         akan   digunakan   untuk    usaha
         Pasal 110B UU Cipta Kerja. Lambatnya   dibentuk untuk menerima program        Hal ini disebabkan karena petani   penjualan sarana produksi pertanian
         penyelesaian sawit dalam kawasan     PSR dan setelah itu tidak aktif lagi.   lebih mudah dalam mengakses        ke petani kelapa sawit. Serta yang
         hutan tidak terlepas dari kurang     Pengurus lembaga petani masih         pupuk, obat, dan tenaga kerja.       terakhir adalah pembinaan lembaga
         sinkronnya  peta  lahan  pertanian   banyak yang tidak melek teknologi,    Selain itu, lembaga petani juga      petani sebagai bekal transfer ilmu
         dengan peta dasar dari ATR/BPN.      padahal proses pengajuan program      aktif dalam memberikan sosialisasi   kepada petani sawit terkait praktik
            Pusat   Sosial   Ekonomi    dan   PSR saat ini sudah berbasis elektronik.   terkait praktik  budidaya kelapa   budidaya kelapa sawit yang baik.


                             ISPO: Antara Niat Baik                                                              Kolom



                          dan Taring yang Tumpul



                                                                                                                         Oleh:  Memed Gunawan
                   ayangkan sebuah aturan     kekurangan versi sebelumnya.          balik kebijakan.
                   yang lahir dari semangat      Sertifikasi kini bersifat wajib,     Lalu,    bagaimana       dengan
                   menjaga hutan, melin­      tak peduli pelaku besar atau kecil.   kredibilitasnya? Di pasar global, RSPO   sungguh­sungguh ingin berubah
                   dungi     pekerja,  dan    Pemerintah     juga    menjanjikan    (Roundtable on Sustainable Palm Oil)   justru tenggelam di bawah bayang­
        Bmemperbaiki citra sawit              penguatan    sistem   pengawasan,     masih jadi primadona. ISPO, meski di   bayang para pelanggar yang tak
          Indonesia di mata dunia. Tapi begitu   pembinaan, serta sanksi administratif   bawah naungan pemerintah belum   tersentuh.
          turun ke tanah, yang terasa justru   bagi  pelanggar.  Tapi, seperti biasa,   punya daya tawar yang kuat.        Saya tidak sedang menyalahkan
          seperti nasihat tanpa kuasa. Itulah   niat baik di pusat belum tentu kuat   Kurang transparan, belum ada      semangat di balik Perpres 16/2025.
          kira­kira gambaran dari Peraturan   di lapangan.                          mekanisme pengaduan yang terbuka,   Justru, ini langkah penting yang tak
          Presiden Nomor 16 Tahun 2025           Mari kita tengok pekebun kecil.    dan kurang melibatkan pemangku      boleh dibiarkan mandek. Tapi jika
          tentang Sistem Perkebunan Kelapa    Mereka adalah tulang punggung         kepentingan       non­pemerintah.   regulasi tak dibarengi keberpihakan
          Sawit Berkelanjutan Indonesia alias   sawit  nasional,  tapi  seringkali  Pada  hal ini era keterbukaan, bukan   pada petani, transparansi dalam
          ISPO.                               dipinggirkan. Apakah mereka siap      zamannya kebijakan disusun di balik   pengawasan,   dan    komitmen
             Sejak dideklarasikan lebih dari   mengikuti sertifikasi ISPO? Faktanya,   tirai rapat.                     pasar untuk menghargai sawit
          satu dekade lalu, ISPO digadang­    sebagian besar bahkan tak tahu apa      Dan satu hal yang terus jadi      berkelanjutan, maka ISPO akan
          gadang sebagai jawaban atas stigma   itu ISPO.                            ganjalan: pengawasan. Jika sertifikasi   gagal menjawab tantangan zaman.
          sawit: dari deforestasi, pelanggaran   Biaya sertifikasi? Tak terjang kau.   hanya jadi stempel, tanpa ada       Perpres   ini  sudah   diteken.
          HAM, hingga ketimpangan ekonomi.    Prosedurnya? Ribet. Pendam pingan?    verifikasi  dan  penindakan  yang   Sekarang tinggal bagaimana kita
          Tujuannya mulia, membawa industri   Minim dan tambal sulam. Maka          tegas, maka ISPO cuma jadi simbol.   memastikan ia berjalan, bukan
          sawit ke arah yang lebih hijau dan   wajar jika sebagian petani melihat   Perusahaan bisa pamer sertifikat,   hanya berjalan di atas kertas, tapi
          berkeadilan. Perpres 16/2025 hadir   ISPO bukan sebagai jalan keluar,     tapi di lapangan tetap langgar      menyentuh tanah dan menggugah
          dengan    janji  menyempurnakan     tapi beban baru yang mengintai dari   aturan. Dan celakanya, mereka yang   hati.
   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17