Page 152 - Gabungan
P. 152

"Lani, di mana kamu?"


                "Wenjie, di mana kamu?"


                Bai  Datou  teringat,  kemarin  sore,  pamannya,  Zhou  Youliang,


            datang  menjenguknya  dan  meninggalkan  sebuah  kaset  rekaman.


            Zhou berkata:


                "Setelah  China  membuka  kebijakan,  karya  sastra  dan  seni


            berkembang pesat. Kaset film China ini dibawa oleh anakku dari Hong


            Kong, terselip di antara pakaian. Untung tidak disita bea cukai. Aku


            sudah menontonnya dan sangat terharu."


                Bai Datou ingat, meski pemutar videonya model lama, tapi teknisi


            baru memperbaikinya kemarin. Kenapa tidak memutar kaset itu? Ia


            memasukkan kaset itu ke dalam pemutar video. Di layar TV, muncul


            seorang pria Tionghoa perantauan berusia 50-an, Guo Yongting, yang

            pulang  ke  kampung  halamannya  di  Suzhou  setelah  pembebasan


            China untuk mencari istri dan dua anak kembarnya, Bai Mei dan Hong


            Mei, yang terpisah selama 18-19 tahun. Berdasarkan petunjuk dari


            Guo,  yang  dulunya  pemain  seni  suara  Suzhou,  pemerintah


            mengundangnya untuk menonton pertunjukan "Kain Bersulam Bunga


            Mei". Pertunjukan itu menceritakan tragedi keluarga Guo dari tahun


            1931  hingga  1949.  Kisahnya  sangat  mengharukan,  dan  akhirnya


            ayah dan dua anaknya itu bersatu kembali berkat tiga potongan kain


            sulaman bunga mei yang masing-masing mereka simpan. Bai Datou

                                                           152
   147   148   149   150   151   152   153   154   155   156   157