Page 160 - Gabungan
P. 160
jemur luas. Tapi justru saat keluarga Bai bangkit, Lani menghilang.
Karena kecewa, Ayah dan keluarga Untung Budiman pindah dari
Desa Rahayu ke pinggiran Kota Naga. Selain beli tanah untuk pabrik
kopi, Ayah juga beli dua tanah besar ini atas nama Untung Budiman.
Ayah berharap Lani cepat kembali—dengan lahan sebesar ini, berapa
pun pekerja bisa dipekerjakan untuk buat kerupuk! ... Tapi, 25 tahun
menunggu, rambut Ayah dari hitam jadi putih... Oh, Lani, dan anak
dalam kandungannya!"
"Ayah..." Bai Wenxiong tak tahu bagaimana harus menghibur
ayahnya. Ia teringat belasan tahun lalu, saat dirinya sudah cukup
dewasa, pernah berkata dengan sungguh-sungguh:
"Ayah! Kesehatan Ayah masih baik, Ayah butuh kehidupan
keluarga... Ayah harus menikah lagi dengan tante baru!"
"Bagaimana kalau Lani kembali? Nak, maksudmu Ayah paham...
tapi Ayah tak bisa menikah lagi—"
Wenxiong ingat betul, dari ekspresi ayahnya saat itu, jelas hanya
Lani yang ada di hati ayahnya.
Ayahnya menanti-nanti kembalinya Tante Lani. Wenxiong juga
ingat ayahnya pernah menggeleng sambil berkata:
"Nak, Ayah tak perlu ke ahli fengshui untuk tahu bahwa takdir Ayah
adalah 'membawa sial' pada istri—membawa ibumu ke liang kubur,
membuat Tante Lani menghilang!"
160

