Page 165 - Gabungan
        P. 165
     Dangdang  tampak  kecewa. "Kalau  begitu,  biar  Papa  saja  yang
            terus-terusan datang untuk akupunktur Kakek."
                Semua  tertawa  riang.  Bai  Datou  memeluk  Dangdang,  mencium
            pipi bulatnya, lalu menggandeng tangan Dingding:
                "Semua  cucu  sudah  besar,  tapi  dua  bocah  inilah  yang  paling
            menggemaskan!"
                Sambil tertawa, Bai Datou  berbaring kembali. Hari ini ia sangat
            bersemangat. Dua cucunya berdiri di sampingnya, mata bulat penuh
            perhatian.
                Wenhao menusukkan jarum perak ke betis ayahnya.
                Dangdang berbisik: "Kakek, sakit tidak?"
                "Tidak, tidak!"
                Wenhao memasukkan total empat jarum, lalu menghubungkannya
            dengan arus listrik. "Hari ini aku akan naikkan voltase perlahan. Ayah,
            jika tidak nyaman, langsung bilang ya!"
                "Baik!"
                Wenhao memutar transformer pelan. "Bagaimana, Ayah?"
                "Kedua kaki terasa panas dan kesemutan... Ah, sangat nyaman."
                Dingding dan Dangdang mengamati dengan penuh minat.
                "Ayah, beberapa sesi terakhir aku menambah dua titik akupunktur
            untuk menguatkan energi vital. Energi dan darah saling terkait. Juga,
            meski Ayah hanya merasa tidak nyaman di kaki kanan dan pinggang
                                                           165





