Page 170 - Gabungan
P. 170

Yati diam, wajahnya penuh kesedihan.


                Bai Datou menghibur mereka: "Tidak apa-apa, kalian masih punya


            Hana, sudah 20 tahun lebih, sebentar lagi!"


                "Aku justru khawatir dengan Hana. Dia terlalu fokus bekerja, mana


            sempat pacaran?" kata Yati.


                "Jodoh itu kadang tak bisa dipaksakan. Kalau sudah waktunya, tak


            bisa dihindari," kata Bai Datou. "Hana masih tinggal bersama Yenni?"


                "Ya," jawab  Yati. "Dulu  mereka  tinggal  di  asrama  Santa  Carlos


            untuk mengurus anak-anak. Sejak Yenni pulih dari luka, Nyonya Bai


            Wenying mengundang Yenni dan Hana tinggal di rumahnya. Kasihan


            Yenni!"


                Bai  Datou  merasakan  suasana  yang  muram.  Perpisahan  dan


            kematian adalah hal yang tak terhindarkan, meninggalkan kenangan

            pahit bagi yang masih hidup. Tiba-tiba ia ingin minum anggur untuk


            menghilangkan kesedihan.


                "Tolong panggil pembantu untuk membuka sebotol anggur soda


            Tiongkok. Kita bertiga minum bersama!"


                Anggur soda disajikan dengan es batu di gelas.


                Yati  menuangkan  anggur.  Bai  Datou  meneguk  dua  kali  besar.


            Untung  Budiman  masih  murung,  hanya  menyesap  perlahan.  Bai


            Datou berusaha mencari topik baru  untuk mencairkan  suasana. Ia


            melihat jam tangan kuarsa di pergelangan Untung.

                                                           170
   165   166   167   168   169   170   171   172   173   174   175