Page 195 - Gabungan
P. 195

"Aduh,  hamba  bersalah,  Yang  Mulia!"  Hana  Budiman


            membungkuk dan menyatukan tangannya, memberi hormat kepada


            Yenni, membuat semua orang tertawa.


                "Tuan  Su!  Kali  ini  kau  harus  menemani  Yenni  bermain  dengan


            baik!" kata Bai Wenying.


                "Tenang saja, Nona Bai! Aku tidak akan mengecewakan harapan


            kalian,"  kata  Su  Wenbin  sambil  melihat  dua  mobil  baru  di  tempat


            parkir. "Mobil mana yang akan kita pakai? Lebih baik pakai 'civic'-ku


            saja! Ringan dan lincah!"


                "Untuk perjalanan ke luar kota, lebih nyaman pakai mobil 'Benz',"


            kata Bai Wenying.


                "Aku merasa tidak cocok naik mobil 'Benz', itu kan untuk orang


            kaya!" kata Su Wenbin terus terang.

                "Apa yang kau katakan! Bea Cukai membatasi impor mobil mewah,


            'Benz' buatan Jerman Baratku ini hanya seri 280. Sedangkan kau,


            insinyur komputer terkenal, baru pantas naik 'Benz' seri 380!" kata Bai


            Wenying dengan riang.


                "Jangan  sungkan!  Pakai  'Benz'  saja!  Bodinya  besar,  nyaman,


            bawa dua bantal. Kalian semua bisa menyetir, bisa bergantian tidur!"


                "Kalau begitu, tidak bawa supir?" tanya Yenni.


                "Wah!  Pergi  jalan-jalan  ke  luar  kota  dengan  pacar,  kalau  bawa


            supir kan jadi tidak asyik!" kata Hana Budiman.

                                                           195
   190   191   192   193   194   195   196   197   198   199   200